dc.description.abstract | Untuk melestarikan swasembada beras yang telah dicapai sejak tahun 1984, makal pada tahun 1987 dilaksanakan program Supra Insus di Propinsi Jawa Barat (Bekasi, Tangerang, Karawang, Subang, Indramayu) sebagai penyempurnaan program Insus. Dengan program Supra Insus, pelaksanaan intensifikasi pertanian tidak hanya ditekankan pada kerjasama dalam satu unit hamparan. usahatani saja (wilkel), akan tetapi kerjasama antarkelompoktani dalam satu WKPP (600 sampai 1 000 Ha). Kerjasama ini selanjut- nya didukung oleh kerjasama Kontaktani Andalan WKBPP, kerjasama antarkelompok dan kontaktani dalam satu Unit Himpunan Supra Insus (UHSI) dengan luas areal usahatani antara 15 000 sampai 35 000 На.
Tujuan Praktek Lapangan ini adalah: (1) Menelaah. hubungan profil Desa Mulyasari dan perilaku petani sebagai anggota kelompoktani peserta Supra Insus, (2) Menelaah dinamika kelompoktani-kelompoktani kasus yang dimanfaatkan sebagai potensi untuk membantu dalam pengelolaan usahatani para anggota, sekaligus sebagai titik acuan dalam mengembangkan sistem kerjasama antarkelompok tani se-WKPP dan kerjasama antarkelompok kontaktani se-WKBPP, Menelaah hubungan melembaga antara kelompok tani (3) dan lembaga KUD dan Penyuluhan Pertanian, (4) Menelaah kembali konsep Supra Insus (secara makro) kaitannya dengan kelom- poktani-kelompoktani peserta Supra Insus, dan (5) Membantu mencari alternatif pemecahan masalah dalam pembinaan kelompoktani peserta Supra Insus.
Praktek Lapangan ini merupakan studi kasus di Desa Mulyasari, WKPP Mulyasari, Kecamatan Binong, WKBPP Binong, Kabupaten DT II Subang, Jawa Barat. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara terhadap empat kelompoktani kasus dengan kelas kelompoktani berbeda (Utama, Madya, dan Lanjut), dan informan (Kepala Desa Mulyasari, PPL WKPP Mulyasari, dan Pengurus KUD Tambakdahan). Data-data yang telah diperoleh disajikan melalui tabulasi silang sederhana, persentase, interpretasi data, dan analisis deskriptif kualitatif..dst | id |