| dc.description.abstract | Tembakau Virginia merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting di dunia. Selain sebagai penghasil devisa negara, tembakau juga mempunyai peran yang sangat besar untuk masyrakat. Aktifitas produksi dari tingkat hulu sampai dengan tingkat hilir melibatkan sejumlah penduduk untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan.
Magang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam hal teknik budidaya tembakau Virginia dengan aspek khusus pada penyediaan bibit, baik teknik, ekonomi maupun kelembagaan.
Magang dilaksanakan di PT. BAT Indonesia bagian pertembakauan Klaten, Jawa Tengah mulai dari 1 April sampai dengan 1 Agustus 2005. Magang dilakukan dengan mengambil data primer dan data sekunder pada petani binaan dengan bekerja langsung di lapang, wawancara dan diskusi. Data sekunder yang diperoleh meliputi letak geografis dan batas batas wilayah, keadaan tanah dan iklim, luas dan distribusi areal pertanaman, struktur organisasi perusahaan, sistem kemitraan, dan curah hujan. Data primer dipusatkan pada kegiatan pembibitan dalam aspek teknik, ekonomi serta kelembagaan.
Pembibitan merupakan kegiatan yang mempunyai andil besar terhadap mutu dan hasil produksi tembakau. Pada kegiatan pembibitan terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan yaitu pengolahan tanah, pemupukan bedengan, penaburan benih, pemberian mulsa, pemberian naungan, pemeliharaan dan pencabutan bibit. Pelaksanaan keseluruhan kegiatan sangat berpengaruh terhadap mutu dan kualitas bibit siap salur yang dihasilkan pada bedengan pesemaian. Pengambilan contoh kriteria bibit siap salur dilakukan dengan mengamati umur bibit, diameter batang dan tinggi bibit pada tiap cabutan.
Pada aspek kemitraan pengadaan bibit dilakukan observasi terhadap peran masing-masing pihak dalam kemitraan. Peran PT. BAT Indonesia terhadap petani produsen bibit yaitu sebagai pembeli bibit dan pembuat jadwal sebar benih yang telah disesuaikan dengan jadwal tanam petani penanam. Petani produsen bibit berperan sebagai produsen bibit dan menyediakan kebutuhan bibit untuk petani penanam. Peran petani penanam untuk menghasilkan krosok yang akan dijual kapada PT. BAT Indonesia. Kelebihan dari sistem kemitraan ini memudahkan PT. BAT Indonesia dalam pengontrolan kebutuhan benih dan memudahkan pengawasan dalam setiap proses kegiatan pembibitan. Kekurangan dari sistem ini adalah kurangnya komitmen dari masing-masing pihak yang terlibat dari industri bibit untuk memenuhi jadwal yang telah disepakati.
Usaha industri penyediaan bibit tembakau cukup menguntungkan. Untuk penyediaan bibit bagi areal dari petani baru, PT. BAT Indonesia bekerja sama dengan petani produsen bibit. Data analisis finansial penyediaan bibit diperoleh dari wawancara dengan petani produsen bibit. | id |