Show simple item record

dc.contributor.advisorRachmina, Dwi
dc.contributor.authorEkawati, Lisa
dc.date.accessioned2024-01-29T02:41:48Z
dc.date.available2024-01-29T02:41:48Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136448
dc.description.abstractIndonesia merupakan salah satu negara pengekspor nenas utama di dunia. Laju permintaan nenas baik di dalam maupun luar negeri terus meningkat. Indonesia juga memiliki sumberdaya yang mendukung bagi pengembangan budidaya nenas. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi nenas Indonesia yang memiliki dua jenis nenas unggulan yakni Nenas Subang dan Nenas Bogor. Saat ini perkembangan Nenas Bogor mulai tersisih dari perhatian. Tersisihnya Nenas Bogor ini patut menimbulkan suatu pertanyaan. Mungkinkah budidaya Nenas Bogor ini sudah tidak menguntungkan lagi untuk petani sehingga petani kurang memperhatikan perkembangan Nenas Bogor? Penelitian ini ditujukan untuk melihat aspek sarana produksi dan budidaya Nenas Bogor, bagaimana pendapatan petani, dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi usahatani Nenas Bogor. Dari sisi pemasaran akan dilihat bagaimanakah saluran pemasaran, fungsi pemasaran, margin pemasaran serta farmer's share yang diterima oleh petani. Penelitian dilaksanakan di Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, yang merupakan sentra penghasil Nenas Bogor. Pengambilan data dilakukan pada bulan April - Juli 2005. Data primer diperoleh melalui wawancara kepada 30 orang petani responden dan 15 orang pedagang. Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur yang relevan. Analisis data dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Budidaya Nenas Bogor di Desa Sukaharja sudah dilaksanakan sejak puluhan tahun yang lalu. Kendala paling besar yang dihadapi oleh petani saat ini adalah keterbatasan lahan, lahan serta serangan hama dan penyakit. tanaman yang belum ada jalan keluarnya, seperti babi hutan, tikus, dan penyakit kering pucuk. Faktor-faktor produksi yang diduga berpengaruh terhadap produksi Nenas Bogor antara lain luas lahan, jumlah hibit, jumlah tenaga kerja, dan pengalaman bertani nenas. Dari lima model fungsi produksi yang dicoba, dipilih model fungsi produksi Cobb-Douglas yang memiliki R-Sq 99,7 persen. Variabel bibit berpengaruh nyata terhadap produksi pada taraf satu persen dan tenaga kerja berpengaruh nyata pada taraf 40 persen. Penggunaan bibit di lokasi penelitian saat ini masih relatif rendah, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya. Penggunaan tenaga kerja mencapai 817,23 HKP per hektar. Tingkat produktivitas Nenas Bogor di Desa Sukaharja sangat rendah, yakni hanya 22,67 ton per hektar, jika dibandingkan produktivitas nenas nasional yang mencapai 58,75 ton per hektar. Penerimaan petani dari usahatani Nenas Bogor, yaitu hanya sebesar Rp. 16 031 848,11 per hektar per masa tanam selama dua tahun. Nilai penerimaan tersebut memberikan kontribusi sebesar 47,95 persen terhadap penerimaan total petani di Desa Sukaharja. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPemasaran Nenasid
dc.subject.ddcJawa Baratid
dc.subject.ddcBogorid
dc.titleAnalisis usahatani dan pemasaran nenas Bogor di Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogorid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record