Show simple item record

dc.contributor.advisorSyaukat, Yusman
dc.contributor.authorHerdiansyah, Irwan
dc.date.accessioned2024-01-29T02:15:08Z
dc.date.available2024-01-29T02:15:08Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136442
dc.description.abstractPadi (Oryza sativa) merupakan komoditi yang sangat penting di Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok sehari-hari. Tingkat konsumsi yang tinggi telah mengakibatkan munculnya kondisi ketergantungan yang tinggi terhadap komoditi beras. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah telah melaksanakan berbagai implikasi kebijakan, satu diantaranya adalah Intensifikasi dan ekstensifikasi produksi beras. Upaya intensifikasi dan ekstensifikasi melalui program panca usahatani telah lama digalakan oleh pemerintah, hasilnya pada tahun 1984 Indonesia berhasil mencapai swasembada beras. Namun, keberhasilan itu tidak bertahan lama, petani kembali dihadapkan pada berbagai permasalahan diantaranya adalah masalah kerusakan lingkungan dan kapasitas produksi yang semakin menurun. Permasalahan lain yang muncul adalah hasil pertanian yang tidak sehat untuk dikonsumsi karena sudah banyak terkontaminasi oleh residu bahan-bahan kimia dari pupuk dan pestisida yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia (Tempo, 21 Maret 2005) Persoalan pangan pada dasarnya bisa dipahami melalui dua sudut pandang yaitu sudut pandang produksi dan sudut pandang konsumsi. Solusi persoalan pangan dari sudut pandang produksi hendaknya tidak hanya berorientasi pada program- program yang mengedepankan hasil (product oriented). Tolak ukur keberhasilan pembangunan pertanian bukan lagi hanya dilihat dari satu aspek yaitu tingginya produktivitas namun juga aspek keberlanjutan (sustainable) sumber daya alam. Dalam rangka mencari alternatif solusi dari dampak negatif program panca usahatani. Banyak pihak yang mulai menitikberatkan perhatiannya pada pertanian yang ramah lingkungan, berkelanjutan dan hasilnya sehat untuk dikonsumsi. Dengan berbagai alasan diatas maka kemudian munculah suatu sistem usahatani yang ramah lingkungan dan berkelanjutan yaitu sistem pertanian organik dengan salah satu bentuknya adalah usahatani padi secara organik. Meningkatnya perhatian terhadap pertanian padi organik ternyata diikuti pula oleh sebagian petani padi di Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Melihat kondisi tersebut maka sangat menarik untuk dilakukan penelitian mengenai aspek ekonomi terutama aspek pendapatan, mengingat tingkat penerimaan petani padi organik di beberapa daerah di Indonesia mengalami peningkatan dengan sistem usahatani barunya. Selain itu akan diidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengadopsi sistem pertanian padi organik. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcUsatani padi organikid
dc.subject.ddcJawa Baratid
dc.subject.ddcBogorid
dc.titleAnalisis aspek ekonomi dan faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi sistem usahatani padi organik : studi kasus di Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, Propinsi Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record