Analisis pemasaran buah-buahan di wilayah Kabupaten Karawang
Abstract
Konsumsi buah-buahan yang dilakukan oleh masyarakat cenderung meningkat sejalan dengan keadaan ekonomi yang semakin membaik dan ditunjukkan oleh meningkatnya pengeluaran perkapita masyarakat per bulan yang dalam lima tahun terakhir tercatat meningkat rata-rata sebesar 12,055 persen.
Peningkatan pengeluaran perkapita masyarakat ini tidak didukung oleh sistem pemasaran yang baik sehingga harga buah-buahan yang dibayarkan oleh masyarakat menjadi terlalu mahal akibat panjangnya saluran pemasaran yang tidak didukung oleh peningkatan kualitas produk yang di perdagangkan maupun peningkatan kualitas pemasaran. Selain itu konsumsi buah yang meningkat tidak didukung oleh kesiapan para pelaku pertanian buah di Kabupaten Karawang sehingga kebutuhan buah harus dipenuhi dengan cara mendatangkan buah-buahan dari daerah lain sehingga arus uang yang cukup besar yaitu sekitar 6,75 milyar per tahun dengan asumsi konsumsi sebanyak 1,5 Kg/tahun dan harga buah Rp. 5.000,- tidak dapat dinikmati secara maksimal oleh para petani buah Kabupaten Karawang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari struktur, perilaku dan keragaan pasar buah-buahan di wilayah Kabupaten Karawang. Melakukan analisis mengenai peranan Pasar Cikampek I sebagai barometer harga dalam pemasaran buah- buahan di wilayah Kabupaten Karawang, serta mempelajari prospek pengembangan pemasaran buah-buahan yang diproduksi oleh petani Karawang.
Penelitian ini dilakukan pada empat unit pasar di wilayah Kabupaten Karawang, yaitu Pasar Cikampek I, Pasar Kosambi, Pasar Johar, dan Pasar Karawang. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Agustus hingga Oktober 2004. penarikan dan pemilihan responden dilakukan secara purpossive. Analisis ini dilakukan dengan mendalami sistem pemasaran yang terjadi termasuk saluran pemasaran yang dilakukan oleh para pedagang, melalui pendekatan struktur pasar yang terjadi, juga dengan melihat perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam pemasaran buah-buahan ini. Sedangkan untuk mengukur tingkat efisiensi pemasaran digunakan dua pendekatan yaitu efisiensi operasional dengan melihat marjin pemasaran dan efisiensi harga dengan menghitung indeks keterpaduan pasar, sesuai dengan modedi keterpaduan pasar (autoregressive distributed lag) sebagaimana diperkenalkan oleh Ravallion, 1986 dan dimodifikasi oleh Timmer, 1987. ...