Show simple item record

dc.contributor.advisorArifin, Hadi Susilo
dc.contributor.authorAstri, Intan Maharani
dc.date.accessioned2024-01-29T01:17:29Z
dc.date.available2024-01-29T01:17:29Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136423
dc.description.abstractSafari Trek merupakan salah satu bentuk program pendidikan dan konservasi yang ditawarkan oleh TSI, dengan satwa dan kehidupan alamiahnya sebagai objek atraksi utama. Lanskap Safari Trek merupakan area ekstensif dari lanskap TSI yang berada dalam kawasan penyangga (buffer zone) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sehingga perlu dijaga kelestariannya. Jumlah pengunjung pada peak periode mencapai 500 orang/hari kunjungan menjadi potensi sekaligus kendala karena kurang mendapat pengelolaan yang baik. Keharidan pengujung dan aktivitas yang dilakukan di tapak dikhawatirkan dapat merusak kondisi biofisik tapak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi existing lanskap Safari Trek dan menyusun rencana pengelolaan lanskap Safari Trek, dengan memeprhatikan penekanan pada aspek supply dan demand, sehingga kenyamanan dan kepuasan pengunjung dapat ditingkatkan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sebagai bahan acuan bagi pihak pengelola TSI, khususnya pengelola Safari Trek dalam mengelola lanskapnya. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode survei dan meliputi 3 tahap yaitu: tahap inventarisasi, analisis, sintesis. Area Safari Trek berupa jalur sirkulasi sepanjang 8,5 km, yang terbagi menjadi 2 rute. Rute I bernama rute Kancil mempunyai jarak tempuh 2,5 Km dan rute II bernama rute Macan Tutul mempunyai jarak tempuh 6 Km. Pola sirkulasi Safari Trek yang memutar dan searah (loop) adalah pola yang tepat untuk menghindarkan persimpangan dengan pengunjung dari arah yang berbeda, dan menghindarkan konflik antar kelompok pengunjung, sehingga antara kelompok trek yang satu dengan yang lain tidak terganggu dalam melakukan perjalanan trek. Jenis vegetasi yang ada di tapak terdiri dari vegetasi alamiah dan vegetasi hasil budidaya manusia. Pada rute I, jenis vegetasi yang dijumpai lebih beragam dibandingkan rute II, didominasi oleh Paraserianthes falcataria. Sedangkan rute II memasuki area hutan dengan vegetasi yang hidup secara alamiah (bukan dibudidayakan). Jenis vegetasi yang dijumpai di rute II cenderung kurang beragam (homogen), didominasi oleh Cinnamomum burmanii dan Ficus ribes rein. Vegetasi tersebut merupakan vegetasi alamiah yang hidup secara liar di hutan sehingga pemeliharaan fisik terhadap vegetasi dilakukan secara ekstensif.Safari Trek merupakan salah satu bentuk program pendidikan dan konservasi yang ditawarkan oleh TSI, dengan satwa dan kehidupan alamiahnya sebagai objek atraksi utama. Lanskap Safari Trek merupakan area ekstensif dari lanskap TSI yang berada dalam kawasan penyangga (buffer zone) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sehingga perlu dijaga kelestariannya. Jumlah pengunjung pada peak periode mencapai 500 orang/hari kunjungan menjadi potensi sekaligus kendala karena kurang mendapat pengelolaan yang baik. Keharidan pengujung dan aktivitas yang dilakukan di tapak dikhawatirkan dapat merusak kondisi biofisik tapak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi existing lanskap Safari Trek dan menyusun rencana pengelolaan lanskap Safari Trek, dengan memeprhatikan penekanan pada aspek supply dan demand, sehingga kenyamanan dan kepuasan pengunjung dapat ditingkatkan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sebagai bahan acuan bagi pihak pengelola TSI, khususnya pengelola Safari Trek dalam mengelola lanskapnya. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode survei dan meliputi 3 tahap yaitu: tahap inventarisasi, analisis, sintesis. Area Safari Trek berupa jalur sirkulasi sepanjang 8,5 km, yang terbagi menjadi 2 rute. Rute I bernama rute Kancil mempunyai jarak tempuh 2,5 Km dan rute II bernama rute Macan Tutul mempunyai jarak tempuh 6 Km. Pola sirkulasi Safari Trek yang memutar dan searah (loop) adalah pola yang tepat untuk menghindarkan persimpangan dengan pengunjung dari arah yang berbeda, dan menghindarkan konflik antar kelompok pengunjung, sehingga antara kelompok trek yang satu dengan yang lain tidak terganggu dalam melakukan perjalanan trek. Jenis vegetasi yang ada di tapak terdiri dari vegetasi alamiah dan vegetasi hasil budidaya manusia. Pada rute I, jenis vegetasi yang dijumpai lebih beragam dibandingkan rute II, didominasi oleh Paraserianthes falcataria. Sedangkan rute II memasuki area hutan dengan vegetasi yang hidup secara alamiah (bukan dibudidayakan). Jenis vegetasi yang dijumpai di rute II cenderung kurang beragam (homogen), didominasi oleh Cinnamomum burmanii dan Ficus ribes rein. Vegetasi tersebut merupakan vegetasi alamiah yang hidup secara liar di hutan sehingga pemeliharaan fisik terhadap vegetasi dilakukan secara ekstensif...dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcLanskapid
dc.titleRencana pengelolaan lanskap safari trek di taman safari Indonesiaid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record