Show simple item record

dc.contributor.authorAngraini, Sylvianti
dc.date.accessioned2024-01-28T23:34:43Z
dc.date.available2024-01-28T23:34:43Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136369
dc.description.abstractKeluarga merupakan unit terkecil di dalam masyarakat yang merasakan dampak Covid-19. Perubahan hidup keluarga sebagai dampak Covid-19 ini membutuhkan reorganisasi sistem keluarga melalui peran gender suami-istri agar dapat meningkatkan interaksi keluarga dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga. Penelitian bertujuan 1) menganalisis perbedaan karakteristik keluarga, peran gender suami-istri, interaksi keluarga, dan kesejahteraan keluarga pada saat pandemi Covid-19 di DKI Jakarta untuk tipe keluarga single earner dan dual earner; 2) menganalisis tipologi peran gender suami-istri, interaksi keluarga dan kesejahteraan keluarga; 3) menganalisis hubungan karakteristik keluarga, peran gender suami-istri, interaksi keluarga dan kesejahteraan keluarga; 4) menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, peran gender suami-istri, dan interaksi keluarga terhadap kesejahteraan keluarga single earner dan dual earner. Penelitian menggunakan data sekunder yang bersumber dari hasil survei penelitian kualitas keluarga oleh Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak-RI Tahun 2021. Contoh penelitian adalah keluarga dengan tipe keluarga utuh yaitu suami dan istri yang memiliki anak, berstatus single earner atau dual earner dan tinggal di Provinsi DKI Jakarta. Data dianalisis dengan uji beda independent t-test, Uji Korelasi Product Moment Pearson, dan uji Structural Equation Modelling (SEM). Keluarga termasuk ke dalam keluarga dengan anak usia remaja dan berstatus single earner sebanyak 86,21%. Berdasarkan analisis deskriptif, pada saat pandemi covid-19 di Provinsi DKI Jakarta, keluarga memiliki peran gender suami-istri yang setara dan interaksi keluarga yang baik sedangkan kesejahteraan keluarga berkategori sedang. Hasil independent t test menunjukkan jumlah anak pada keluarga dual earner lebih sedikit secara signifikan dibandingkan dengan keluarga single earner, sedangkan tingkat pendidikan suami/istri, total pendapatan keluarga, dan kondisi keuangan keluarga single earner lebih tinggi secara signifikan pada keluarga dual earner dibandingkan keluarga single earner. Interaksi istri-suami, interaksi keluarga, dan kesejahteraan keluarga (kesejahteraan objektif keluarga dan kesejahteraan subjektif keluarga) pada keluarga dual earner lebih tinggi dibandingkan keluarga single earner. Tipologi keluarga berdasarkan peran gender suami-istri dan kesejahteraan keluarga didominasi pada Tipe III sebanyak 51,42% dengan peran gender suami-istri yang tinggi namun kesejahteraan keluarga pada tingkat rendah-sedang. Selanjutnya, tipologi interaksi keluarga dan kesejahteraan keluarga terbanyak pada Tipe IV (terburuk) sebanyak 41,78% yaitu interaksi keluarga rendah-sedang dan kesejahteraan keluarga rendah-sedang. Analisis hubungan menemukan peran gender suami-istri berhubungan negatif signifikan dengan umur suami, umur istri, dan usia anak tertua. Namun, peran gender berhubungan positif signifikan dengan pendidikan suami, pembagian peran, pengambilan keputusan suami-istri, interaksi keluarga, interaksi suami-istri, interaksi istri-suami, interaksi orang tua-anak, kesejahteraan objektif, kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan keluarga. Peran gender dan interaksi keluarga berhubungan negatif signifikan dengan usia anak tertua. Interaksi keluarga berhubungan positif signifikan dengan pendidikan istri, status pekerjaan keluarga, pendapatan keluarga, pembagian peran, pengambilan keputusan suami-istri, interaksi suami-istri, interaksi istri-suami, interaksi orang tua-anak, kesejahteraan objektif, kesejahteraan subjektif dan kesejahteraan keluarga. Kesejahteraan keluarga berhubungan negatif signifikan dengan jumlah anak. Akan tetapi, kesejahteraan keluarga berhubungan positif signifikan dengan umur istri, pendidikan suami-istri, status pekerjaan keluarga, pendapatan keluarga, peran gender, pembagian peran, pengambilan keputusan suami-istri, interaksi keluarga, interaksi suami-istri, interaksi istri-suami, interaksi orang tua-anak, kesejahteraan objektif dan kesejahteraan subjektif keluarga. Hasil analisis SEM menunjukkan peningkatan karakteristik keluarga (pendapatan keluarga) dan interaksi keluarga yang semakin baik akan secara langsung meningkatkan kesejahteraan keluarga. Selain itu, semakin setara peran gender suami-istri akan secara tidak langsung meningkatkan kesejahteraan keluarga. Karakteristik keluarga (pendapatan keluarga) dan interaksi keluarga merupakan variabel sangat strategis dalam mempengaruhi kesejahteraan keluarga. Pada keluarga single earner menunjukkan peningkatan pendapatan keluarga secara langsung maupun tidak langsung dan interaksi keluarga yang semakin baik secara langsung akan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Selain itu, peran gender suami-istri yang semakin setara secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Pada keluarga dual earner, peningkatan pendapatan keluarga, peran gender suami-istri yang semakin setara, dan interaksi keluarga yang semakin baik secara langsung akan meningkatkan kesejahteraan keluarga yang semakin baik. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, keluarga diharapkan dapat melakukan manajemen keuangan dan memberikan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat yang setara untuk memperoleh pendapatan. Keluarga disarankan menerapkan kemitraan gender dalam keluarga agar meningkatkan interaksi keluarga yang baik untuk menciptakan harmoni dalam keluarga. Bagi pemerintah provinsi DKI Jakarta agar fokus pada peningkatan kualitas keluarga dengan melaksanakan sosialisasi keluarga yang responsif gender dan hak anak melalui penyuluhan maupun memanfaatkan media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), menggencarkan sosialiasi Program Puspa (Pusat Pelayanan Keluarga) di DKI Jakarta untuk meningkatkan layanan konsultasi dan konseling kepada suami, istri maupun anak serta layanan informasi tentang pengasuhan berbasis hak anak yang diprioritaskan pada keluarga dengan tingkat kesejahteraan rendah-sedang baik untuk keluarga single earner maupun dual earner. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu sebagian responden yang ikut serta dalam penelitian adalah istri/ibu; dan penelitian dengan non probability sampling sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisir untuk daerah lainnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePeran Gender Suami-istri, Interaksi Keluarga, dan Kesejahteraan Keluarga Single dan Dual Earner di DKI Jakarta pada saat Pandemi Covid-19id
dc.title.alternativeThe Gender Roles of Husband-wife, Family Interaction, and Wellbeing of Single and Dual Earner Families in DKI Jakarta during the Covid-19 Pandemicid
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddual earner familyid
dc.subject.keywordfamily interactionid
dc.subject.keywordfamily wellbeingid
dc.subject.keywordgender roles of husband and wifeid
dc.subject.keywordsingle earner familyid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record