Show simple item record

dc.contributor.advisorMelati, Maya
dc.contributor.authorAndriyani, Wisdiyastuti
dc.date.accessioned2024-01-25T08:17:47Z
dc.date.available2024-01-25T08:17:47Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/136239
dc.description.abstractPercobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang ayam dan pupuk hijau Calopogonium mucunoides terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max (L.)) panen muda. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo pada bulan Juni 2004 sampai Maret 2005. Percobaan ini menggunakan rancangan petak terbagi yang terdiri dari petak utama dan anak petak. Dalam percobaan ini yang menjadi petak utama adalah perlakuan pupuk kandang ayam dengan dosis 0 dan 10 ton/ha. Sebagai anak petak adalah dosis benih pupuk hijau yang terdiri atas 0, 7.5, 15 dan 30 kg/ha. Pada percobaan ini terdapat 32 satuan percobaan yang terdiri dari 8 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali. Seluruh data percobaan diolah dengan sidik ragam menggunakan program SAS. Apabila terdapat pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil atau uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 1, 5 atau 10%. Benih kedelai yang digunakan adalah benih kedelai varietas Wilis. Pupuk kandang ayam yang digunakan berasal dari kotoran ayam petelur. Jenis pupuk hijau adalah Calopogonium mucunoides yang ditanam dalam bentuk benih. Umur tanaman pupuk hijau adalah 4 bulan. Tanaman penghambat OPT yaitu Tagetes dan serai yang berfungsi untuk mengurangi serangan hama ditanam bersamaan dengan penanaman pupuk hijau. Setelah 4 bulan pupuk hijau dipanen dan dibalikkan lagi ke dalam tanah. Pada saat pupuk hijau dibenamkan dilakukan juga pemberian kapur Dolomit sebanyak 10 ton/ha. Perlakuan pupuk kandang ayam diberikan bersamaan pada saat pembenaman pupuk hijau. Proses dekomposisi pupuk hijau dan pupuk kandang berlangsung selama 1.5 bulan. Setelah itu dilakukan penanaman kedelai. Sebagai pembanding budidaya organik adalah perlakuan budidaya konvensional, namun seluruh data pengamatan pada budidaya konvensional tidak dianalisis secara statistik, Penanaman kedelai pada budidaya konvensional dilakukan pada waktu yang bersamaan dengan budidaya organik. Pemberian kapur Dolomit sebanyak 10 ton/ha juga dilakukan pada budidaya konvensional. Untuk menunjang pertumbuhan tanaman pada budidaya konvensional, dilakukan pemupukan dengan dosis 100 kg urea/ha, 200 kg SP-36/ha dan 150 kg KCl/ha. Untuk mencegah hama dan penyakit pada budidaya ini digunakan Furadan 3G, Decis dan Dithane M-45, ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcKedelaiid
dc.subject.ddcPupuk kandangid
dc.subject.ddcPupuk hijauid
dc.titlePengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk hijau Calopogonium mucunoides terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai, Glycine max L. Merr panen muda dengan budidaya organikid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record