Biosensor Antioksidan Menggunakan Bacillus megaterium : Optimasi Pembentukan Biofilm dan Penggunaan Supporting Material
Date
2024Author
Wibowo, Ristyan Krishna
Iswantini, Dyah
Nurhidayat, Novik
Metadata
Show full item recordAbstract
Penggunaan bahan pendukung sebagai matriks imobilisasi pada biosensor dapat
meningkatkan kinerja biosensor. Zeolit memiliki struktur berpori yang dapat dijadikan
tempat imobilisasi bagi enzim. Metode Imobilisasi dimodifikasi untuk mendapatkan arus tertinggi. Biosensor antioksidan termodifikasi zeolit memberikan arus yang lebih besar dibandingkan metode imobilisasi lainnya, di antaranya biosensor tanpa termodifikasi zeolit, biosensor termodifikasi zeolit dengan penambahan bakteri terlebih dahulu, dan biosensor termodifikasi zeolit dan agarosa dengan arus masing-masing sebesar 26,13 μA, 12,84 μA, 21,17 μA, dan 13,32 μA. Optimasi kondisi pengukuran dilakukan menggunakan metode respon permukaan. Kondisi optimum yang diperoleh adalah umur biofilm pada hari ke-12, massa zeolit 200 mg dan densitas bakteri 0,3. Hasil optimasi digunakan untuk pengujian kinerja analitik. Nilai limit deteksi (LD) dan limit kuantitasi (LK) yang diperoleh masingmasing sebesar 4,98 ppm dan 15,08 ppm dengan sensitivitas sebesar 0,0397 μA ppm-1. Koefisien determinasi yang didapatkan R2 = 0,9941 dengan ketepatan yang diperoleh sebagai simpangan baku relatif (%SBR) sebesar 0,94%. Stabilitas dari biosensor bertahan hingga 63 hari dengan sisa aktivitas 87,78%. Kapasitas antioksidan untuk ekstrak jambu biji didapatkan sebesar 0,176 mmol vitamin C/g ekstrak.
Collections
- UT - Chemistry [2036]