Show simple item record

dc.contributor.advisorAziz, Sandra Arifin
dc.contributor.authorKusheryani, Ina
dc.date.accessioned2024-01-23T03:30:42Z
dc.date.available2024-01-23T03:30:42Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135648
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi pengaruh dari penanaman beberapa macam tanaman penghambat Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai panen muda yang diusahakan secara organik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2004 sampai dengan Februari 2005 di Kebun Percobaan Leuwikopo. Metode penelitian disusun dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal. Susunan perlakuan terdiri atas 4 perlakuan tanaman penghambat OPT dan perlakuan konvensional yang masing-masing diulang sebanyak 4 kali. Tanaman penghambat OPT yang digunakan adalah tanaman tagetes (Tageles erecta), serai (Cymbopogon nardus), selasih (Ocimum gratissimum), dan bawang daun (Allium fistulosum). Perlakuan konvensional adalah perlakuan dengan menggunakan pupuk kimia dan pestisida sintetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata lebih baik pada pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai panen muda yang diusahakan secara organik akibat dari penanaman tanaman penghambat OPT sebagai tanaman pelindung dibandingkan secara konvensional. Perlakuan tanaman penghambat OPT nyata meningkatkan tinggi tanaman pada 2 dan 3 MST, jumlah cabang pada 5 dan 7 MST, bobot polong/tanaman, bobot polong/petak, bobot 100 butir biji, dan menurunkan intensitas serangan penyakit. Tanaman penghambat OPT jenis selasih memiliki bobot polong panen/petak nyata paling tinggi tetapi tidak berbeda nyata dengan tagetes dan bawang daun dan berbeda nyata dengan serai dan budidaya konvensional. Fungsi tanaman penghambat OPT lebih berperan setelah dilakukan kegiatan pemangkasan terhadap tajuk, daun, dan bunga tanaman penghambat OPT. Penyemprotan pestisida dapat menekan serangan hama polong tetapi belum mampu menekan serangan patogen penyakit karat pada perlakuan secara konvensional. Tanaman kedelai dengan perlindungan tanaman penghambat OPT mempunyai ketahanan yang nyata lebih baik terhadap penyakit karat (Phakopsora pachyrhizi) tetapi kurang tahan terhadap serangan penyakit hawar daun bakteri (Pseudomonas syringae pv glycinea). Tanaman kedelai dengan tanaman penghambat OPT jenis Tagetes erecta dan selasih (Ocimum gratissimum) memiliki ketahanan yang secara visual lebih baik terhadap penyakit hawar daun bakteri dibandingkan dengan tanaman kedelai dengan tanaman penghambat OPT yang lain. Tanaman penghambat OPT jenis bawang daun apabila diusahakan di dataran tinggi memiliki keuntungan ekonomi yang lebih baik daripada tanaman penghambat OPT yang lain, karena mampu menghasilkan produksi kedelai yang tinggi dan tanaman bawang daun mempunyai harga jual yang tinggi pula sehingga dapat memberikan keuntungan yang lebih baik...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcKedelaiid
dc.subject.ddcPenghambat organismeid
dc.titlePengaruh tanaman penghambat organisme pengganggu tanaman terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai panen muda Glycine max L. Merr yang diusahakan secara organikid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record