| dc.description.abstract | Peningkatan kesadaran masyarakat tentang gizi, terutama yang berasal dari komoditas ternak telah menyebabkan meningkatnya konsumsi daging nasional. Salah satu daerah yang paling banyak mengkonsumsi daging tersebut adalah Propinsi DKI Jakarta. Hal ini dikarenakan DKI Jakarta adalah ibukota negara Indonesia dan memiliki jumlah penduduk lebih dari sepuluh juta jiwa. Daging sapi dan daging ayam yang dikonsumsi oleh masyarakat Jakarta tersebut sebagian dipasok dari RPH (Rumah Potong Hewan) dan RPA (Rumah Potong Ayam) yang berada di bawah naungan PD. Dharma Jaya.
DKI Jakarta sebagai salah satu daerah yang memiliki penduduk paling banyak di Indonesia, ternyata beberapa tahun terakhir ini (2000-2003) terus mengalami penurunan terhadap permintaan daging sapi dan ayam di DKI Jakarta. Hal ini tercermin dari penurunan jumlah pemotongan ternak sapi dan ayam di RPH Cakung dan RPA Pulogadung. Menurunnya jumlah permintaan daging tersebut menyebabkan keuntungan pedagang daging menjadi menurun, baik pedagang pengumpul maupun pedagang pengecer. Sementara itu lembaga pemasaran harus menanggung biaya produksi yang tinggi, sedangkan jumlah daging yang dijual hanya sedikit.
Dampak dari menurunnya jumlah permintaan daging ini adalah lembaga pemasaran menjadi tidak memiliki kekuatan tawar menawar harga dengan konsumen. Akibatnya harga jual daging ditingkat lembaga pemasaran dapat menjadi rendah sehingga hal ini akan menyebabkan lembaga pemasaran mengalami kerugian. Oleh karena itu maka perlu dianalisis lebih lanjut mengenai ketepatan struktur pasar, perilaku pasar dan keragaan pasar daging sapi dan daging ayam ini sehingga lembaga pemasaran dapat memperoleh saluran pemasaran yang efisien...dst | id |
