dc.description.abstract | Bawang putih (Allium sativum) telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu sebagai ramuan obat. Secara tradisional bawang putih dapat digunakan sebagai penangkal penyakit dan rasa nyeri, mengobati luka, dan melindungi ternak dari penyakit mulut dan kuku. Secara medis, bawang putih telah terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol plasma, menghambat agregasi trombosit, meningkatkan aktivitas fibrinolitik, dan menurunkan tekanan darah (Neil & Silagy, 1994).
Dengan diketahuinya senyawa antioksidan pada bawang putih yang dapat melindungi membran mikrosoma sel hati dari lipid peroksidasi (Toshiharu, 1989), maka diduga antioksidan ini juga dapat berperan dalam menghambat terjadinya aterosklerosis yang diakibatkan oleh LDL teroksidasi. Senyawa pada bawang putih yang merupakan antioksidan adalah golongan dialil polisulfida yang meliputi: dialil tri-, tetra-, penta-, heksa-, dan heptasulfida. Pada penelitian ini diuji kemampuan antioksidan bawang putih dalam menghambat terjadinya
oksidasi LDL secara in vitro. LDL dioksidasi dengan ion logam Cu². Pengukuran tingkat oksidasi LDL dilakukan dengan uji tiobarbiturat. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak kasar bawang putih segar hanya sedikit menurunkan tingkat oksidasi LDL (37,31 vs 42,53 nmol MDA/mg protein LDL). Penurunan tingkat oksidasi terbesar terjadi pada konsentrasi 10 ppm, yaitu 14,08%. Untuk konsentrasi 103, 102,1, dan 2,5 ppm terjadi penurunan sebesar 12,44%, 13,38%, 11,29%, dan 10,23%. Walaupun terjadi penurunan tingkat oksidasi, ekstrak kasar bawang putih segar tidak mampu menghambat terjadinya oksidasi LDL, hal ini didukung oleh pengujian secara statistika yang tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata dengan nilai kontrol positif (x 2 0,05). | id |