dc.description.abstract | Salah satu keunggulan sistem sensor SAR dibanding sistem sensor optik adalah kemampuannya untuk menembus lapisan awan. Citra SAR berbeda dengan citra sistem optik. Citra SAR selain hanya memiliki band tunggal juga pada datanya banyak mengandung noise (ingar) yang disebut speckles (noktah/bintik). Namun dalam citra SAR ada suatu informasi yang sifatnya spasial (keruangan) yang dapat digunakan sebagai input dalam proses klasifikasi, yaitu tekstur. Dalam penelitian ini dikaji pemanfaatan informasi tekstur citra SAR sebagai input dalam proses klasifikasi Penutup lahan.
Berdasarkan nilai persentase ketelitian dan persentase banyaknya pixel yang tidak terkelaskan, penggunaan komponen utama hasil proses penyaringan (rataan, median dan Frost) relatif lebih baik dibanding input lainnya. Apabila dibandingkan dengan penggunaan data asli sebagai input, persentase ketelitiannya meningkat sebesar 10% sampai 30%. Dan apabila dibandingkan dengan input tekstur yang berasal dari cooccurrence matrix dan difference vector, persentase ketelitiannya meningkat sebesar 10% sampai 20%. Sedangkan jika dibandingkan dengan input hasil proses penyaringan, persentase ketelitiannya relatif tidak berbeda, namun penggunaan hasil penyaringan sebagai input dalam proses klasifikasi menyebabkan 0,83% sampai 32,66 % pixel tidak terkelaskan. | id |