Show simple item record

dc.contributor.advisorBahtiar, Effendi Tri
dc.contributor.advisorNugroho, Naresworo
dc.contributor.authorDiastiara, Dannis Lakshita
dc.date.accessioned2024-01-22T03:16:13Z
dc.date.available2024-01-22T03:16:13Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135423
dc.description.abstractTali ijuk sering digunakan sebagai alat sambung pada konstruksi bambu karena sifat kekasaran tali ijuk dan sifat bambu yang memiliki permukaan yang licin. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kekuatan sambungan tradisional pada bambu tali (Gigantochloa apus Kurz), yang diikat menggunakan tali ijuk dengan menggunakan simpul palang dan simpul silang. Penelitian ini dilakukan dengan menyambung bambu, menjadi sambungan "silang", sambungan H, dan sambungan momen. Semua alat sambung pada sambungan ini adalah tali ijuk. Sambungan bambu diikat dengan menggunakan simpul palang dan simpul silang. Ada variasi penyambungan, yaitu dengan menggunakan paku dan besi. Pengujian yang dilakukan adalah uji tarik dan tekan untuk sambungan "silang" dan sambungan H, sedangkan untuk sambungan momen dilakukan pengujian lentur untuk mengetahui nilai modulus of elasticity (MOE) dan modulus of rupture (MOR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ketika pengujian kekuatan tarik ijuk diperoleh nilai rata-rata sebesar 28,52 MPa, dengan kadar air ijuknya sebesar 12,73%. Hasil pengujian sambungan "silang" diperoleh nilai rata-rata kekuatan tarik terbesar ada pada simpul palang (SP) yaitu sebesar 0,80 MPa, dan untuk nilai rata-rata kekuatan tekannya sebesar 3,99 MPa. Sambungan H, memiliki nilai rata- rata kekuatan tarik terbesar ada pada paku (Pk) sebesar 0,69 MPa, dan untuk nilai rata-rata kekuatan tekannya ada pada simpul palang (SP) sebesar 2,37 MPa. Kemudian untuk nilai MOE rata-rata terbesarnya ada pada tali 2 besi 4 (T2B4) nilai MOE sebesar 2328,77 MPa, sedangkan untuk nilai MOR rata-rata terbesar adalah tali 2 (T2) dengan nilai MOR sebesar 26,05 MPa. Tipe ikatan yang paling bagus untuk digunakan pada sambungan "silang" adalah simpul silang (SS), sebab SS memiliki variasi kekuatan tarik dan tekan yang lebih kecil daripada SP. Pada sambungan H untuk pengujian kekutan tarik, tipe ikatan yang baik digunakan adalah simpul palang (SP), sedangkan untuk pengujian tekan tipe ikatan yang baik digunakan adalah simpul dengan paku (Pk). Sambungan momen, tipe simpul yanng baik digunakan adalah tipe simpul tali 2 besi 4 (T2B4). Tipe simpul yang baik ditentukan dari kecilnya variasi kekuatan yang dihasilkan oleh tipe simpul tersebut. Kata kunci: bambu tali, tali ijuk, sambungan tradisionalid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForestryid
dc.subject.ddcForestry Productsid
dc.subject.ddcBogoid
dc.subject.ddcJawa Baratid
dc.titleSambungan tradisional pada bambu tali (Gigantochloa apus Kurz)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordTali bambooid
dc.subject.keywordIjuk fibersid
dc.subject.keywordTraditional jointid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record