Show simple item record

dc.contributor.advisorArnaya, I Nyoman
dc.contributor.advisorSadhotomo, Bambang
dc.contributor.authorIrawan, Surya
dc.date.accessioned2024-01-18T04:16:35Z
dc.date.available2024-01-18T04:16:35Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135112
dc.description.abstractPenelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2004 sampai 31 Oktober 2004 di perairan timur Kalimantan, Penelitian ini dilakukan kerja sama dengan Balai Riset Perikanan Laut (BRPL) Jakarta dalam rangka studi mengenai Sumber Daya Ikan dan dinamika spasialnya. Adapun yang melatar belakangi penelitian ini yaitu untuk mengumpulkan data keberadaan dan stok sumber daya ikan, sehingga pemanfaatan sumber daya ikan di perairan timur Kalimantan ini dapat optimal serta untuk melihat seberapa jauh ketelitian dari metode akustik dalam menduga densitas ikan demersal yang berada dekat dengan dasar perairan. Penentuan stasiun dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Global Position System dengan mengikuti rancangan yang berbentuk parallel sistematik. Data yang diambil berupa data dugaan densitas (kelimpahan) ikan yang didapat dari alat akustik dan jaring trawl dasar (metode swept area). Parameter Oseanografi yang diambil meliputi data arus, suhu dan salinitas perairan yang digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap distribusi ikan-ikan demersal. Dugaan densitas ikan yang dihasilkan dengan alat akustik menunjukkan bahwa nilai densitas ikan terbesar terdapat pada stasiun 6 (2°.94 LU dan 117.84' BT), yaitu sebesar 216,5 ikan/1000m sedangkan nilai densitas ikan terendah terdapat pada stasiun 5 (3.83' LU dan 118°.04 BT), yaitu sebesar 0,5 ikan/1000m². Densitas ikan total dari setiap stasiun didapatkan sebesar 601,4 ikan/1000m². Berdasarkan metode Swept area, densitas ikan terbanyak terdapat pada stasiun 8 (3.59' LU dan 1179.99' BT), yaitu sebesar 6655 ikan/1000m² sedangkan untuk densitas ikan terkecilnya terdapat pada stasiun 5 (3.83 LU dan 118°.04' BT), yaitu sebesar 53,1 ikan/1000m². Hasil tangkapan dengan metode swept area ini, 97% merupakan ikan demersal dengan famili Leiognathidae mendominasi hasil tangkapan yaitu sebesar 3338,6 kg. Dari hasil perbandingan dugaaan nilai densitas antara metode akustik dengan metode swept area diketahui bahwa dugaan nilai densitas yang dihasilkan dari kedua metode berbeda. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi antara kedua metode yang jauh dibawah nilai satu, yaitu sebesar 0,0185. Ini berarti dugaan nilai densitas yang dihasilkan oleh metode akustik tidak bisa menjelaskan dugaan nilai densitas yang dihasilkan oleh metode trawl dengan ketepatan yang hanya sebesar 1,85%. Dari hasil penelitian diketahui bahwa distribusi ikan yang terbanyak terdapat pada posisi 2° LU sampai 3,60° LU. Hal ini menunjukkan bahwa kisaran nilai suhu dan salinitas tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap distribusi dari ikan- ikan demersal, karena fluktuasi suhu dan salinitas yang terjadi masih dalam kisaran yang kecil. Pada lokasi penelitian diketahui bahwa ikan-ikan demersal lebih banyak dipengaruhi oleh arus, dimana arus ini membawa ikan-ikan demersal ke muara-muara sungai yang banyak terdapat makanan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcMetode Akustik BIM Terbagiid
dc.subject.ddcKalimantanid
dc.titlePerbandingan pendugaan densitasikan ikan demersal antara metode akustik BIM terbagi dengan metode "Swept area" di perairan Timur Kalimantanid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record