Show simple item record

dc.contributor.advisorMurdianto
dc.contributor.authorNugroho, Radityo Setyo
dc.date.accessioned2024-01-15T00:45:16Z
dc.date.available2024-01-15T00:45:16Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134621
dc.description.abstractKerusakan hutan di Indonesia merupakan salah satu hal yang memerlukan penanganan khusus oleh stakeholderss yang berhubungan dengan kelestarian hutan. Pergantian program tumpangsari yang digulirkan Perum Perhutani belum bisa dirasakan hasilnya secara maksimal. Hal ini dikarenakan dalam setiap penggguliran program, sosialisasi dan negoisasi antara stakeholderss masih kurang. Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) merupakan program yang paling akhir digulirkan oleh pihak Perum Perhutani untuk mengatasi kerusakan hutan di Indonesia. Pelaksanaan program PHBM merupakan realisasi program yang digulirkan oleh pihak Perum Perhutani untuk memperbaiki sumberdaya hutan bersama-sama dengan masyarakat lokal. Hal ini dikarenakan masyarakat lokal mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga kelestarian hutan. Dengan mengajak masyarakat lokal untuk berperan serta dalam memelihara hutan kerusakan hutan dapat dihindarkan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan hutan di Desa Buniwangi sebelum adanya program PHBM dan setelah adanya program PHBM, dan secara khusus untuk mengetahui (1) sistem pengelolaan sumberdaya hutan sebelum adanya program PHBM di Desa Buniwangi yang menimbulkan adanya permasalahan dalam pengelolaan sumberdaya hutan, (2) permasalahan yang muncul dan upaya penyelesaiannya dalam pengelolaan sumberdaya hutan di Desa Buniwangi sebelum digulirkannya program PHBM, (3) mekanisme program PHBM dan tujuan pelaksanaannya sebagai upaya untuk mengurangi adanya konflik yang ada di Desa Buniwangi dan (4) hubungan antara pelaksanan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini merupakan studi kasus pada pengelolaan sumberdaya hutan antara Kelompok Tani Hutan (KTH) dengan Perum Perhutani. Teknik pemilihan responden dan informan yang digunakan berupa teknik bola salju atau Snowbolling dengan jumlah responden sebanyak tujuh orang diuambil dari masyarakat lokal peserta KTH dan jumlah informan sebanyak tiga orang diambil dari pihak yang terkait dengan pelaksanaan program PHBM. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Buniwangi, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Sebelum adanya program PHBM, KTH yang ada di Desa Buniwangi melakukan kegiatan tumpangsari di lahan hutan selama 2 tahun, kemudian pindah ke tempat lain yang telah diijinkan oleh pihak Perum Perhutani. Pada waktu pelaksanaan program tumpangsari, sering terjadi perbedaan pendapat antara pihak Perum Perhutani dengan masyarakat lokal petani peserta KTH. Permasalahan tersebut muncul karena kurangnya informasi dan peran aktif dari pihak Perum Perhutani dalam pengelolaan sumberdaya hutan. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPemberdayaan masyarakatid
dc.subject.ddcJawa Baratid
dc.subject.ddcSukabumiid
dc.titlePemberdayaan masyarakat lokal melalui program pengelolaan hutan bersama masyarakat : Studi kasus RPH Buniwangi, BKPH Pelabuhan Ratu, KPH Sukabumi, Perhutani Unit III Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record