Analisis pendapatan dan pemasaran buah-buahan unggulan di Kabupaten Sumedang Propinsi Jawa Barat
Abstract
Dengan diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 1 Januari 2001, pemerintahan Kabupaten Sumedang dituntut untuk memenuhi kebutuhannya sendiri terutama di dalam masalah keuangan. Pemerintah Sumedang mulai mengembangkan komoditas-komoditas unggulnnya diantaranya adalah buah-buahan. Yang termasuk buah unggulan diantaranya adalah salak, mangga, sawo, dan pisang.
Namun usahatani buah-buahan masih dianggap pekerjaan sampingan sehingga pemeliharaannya belum optimal. Selain itu, pemasaran buah-buahan tersebut belum terorganisir secara baik. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani para petani buah, menganalisis saluaran pemasaran dan fungsi- fungsi pemasaran yang terjadi, dan yang terakhir adalah untuk mengetahui besarnya marjin pemasaran di setiap lembaga pemasaran yang terlibat.
Jumlah responden 40 orang petani buah yang dipilih secara purposive. Adapun pedagang yang dijadikan responden adalah 8 pedagang pengumpul desa, 8 pengumpul kecamatan dan 20 pedagang pengecer yang dipilih secara menelusuri jalur dari petani sampai ke konsumen.
Produksi rata-rata salak per tahun adalah sebanyak 10.800 kg dengan harga Rp. 800,00 per kg. Jadi penerimaan yang diterima petani salak setiap tahunnya adalah sebesar Rp. 8.640.000,00. Biaya total yang harus dikeluarkan pertahunnya adalah sebesar Rp.6.518.938,00. Sedangkan biaya tunai yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 3.408.465,00. Jadi rasio R/C atas biaya total nya adalah sebesar 1,1, untuk R/C atas B biaya tunai adalah sebesar 2,5. ...