Kelimpahan dan Distribusi Mikroplastik serta Strategi Penanganannya di Sungai Kahayan, Kalimantan Tengah.
Abstract
Keberadaan mikroplastik di ekosistem perairan telah menjadi perhatian
besar di seluruh dunia karena sifatnya yang persisten, daya tahan tinggi, dan
toksik. Mikroplastik didefinisikan sebagai partikel plastik dengan ukuran kurang
dari 5 mm yang telah ditemukan di berbagai jenis perairan tawar, termasuk
sungai. Sungai Kahayan terletak di Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia
dengan panjang mencapai 600 km. Sungai ini dimanfaatkan untuk berbagai
aktivitas seperti transportasi, domestik, perikanan, wisata, restoran, pertambangan,
pembuangan sampah dan limbah cair. Tingginya aktivitas antropogenik di
sepanjang Sungai Kahayan berpotensi menyebabkan pencemaran mikroplastik.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan, distribusi, karakteristik,
dan strategi penanganannya mikroplastik di Sungai Kahayan, Kalimantan Tengah.
Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2022. Lokasi
pengambilan sampel ditentukan dari hulu, tengah, dan hilir dari Sungai Kahayan.
Sampel ikan diambil dari tiga lokasi yaitu hulu, tengah, dan hilir dengan
menggunakan proportional random sampling. Sebanyak 90 ikan dikumpulkan dari
nelayan lokal yang beroperasi di Sungai Kahayan. Kemudian stasiun pengambilan
sampel air dan sedimen dipilih menggunakan purposive sampling berdasarkan
kemungkinan jalur atau sumber mikroplastik, termasuk aktivitas manusia dan
penggunaan lahan di sekitar sungai.
Kelimpahan rata-rata mikroplastik yang ditemukan pada sampel air,
sedimen dan ikan secara berurutan adalah 2,92±2,62 n l-1, 6,93±3,15 n kg-1 bk,
dan 2,03±3,41 n ind-1. Diketahui sebanyak 58,89% atau 53 dari 90 ikan yang
dianalisis dari Sungai Kahayan telah tercemar mikroplastik. Pada sampel air
didominasi oleh bentuk fragmen dan fiber dengan warna putih/transparan dan biru
serta ukuran <300 µm. Sedangkan pada sampel sedimen dan ikan didominasi oleh
karakteristik yang sama untuk bentuk dan warna yaitu didominasi oleh fiber dan
hitam/abu-abu. Karakteristik ukuran pada sampel sedimen dan ikan didominasi
oleh ukuran 500-1000 µm, >1000 µm dan <300 µm dengan urutan proporsi yang
berbeda. Hasil uji polimer menunjukkan bahwa air dan sedimen didominasi oleh
polyvinyl chloride, sedangkan pada ikan didominasi oleh polyethylene.
Pada penelitian ini dilakukan pengklasifikasian ukuran butir sedimen
menjadi sepuluh fraksi berbeda dan menemukan hubungan signifikan antara
ukuran butir dominan dan kelimpahan mikroplastik dalam sedimen. Selain itu,
terdapat korelasi kuat antara ukuran butir tertentu dengan tingkat kontaminasi
mikroplastik dalam sampel sedimen. Temuan penelitian ini menunjukkan adanya
hubungan positif antara kelimpahan mikroplastik dan keberadaan pasir sangat
kasar dan pasir kasar di sedimen. Sebaliknya, semakin tinggi kadar pasir halus
maka semakin rendah jumlah mikroplastik pada sedimen. Kemudian terdapat
korelasi yang signifikan antara ukuran butir sedimen yang dominan dengan
karakteristik spesifik mikroplastik, termasuk bentuk (fragmen dan fiber) dan
ukuran (>1000 µm). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa panjang dan
berat sampel ikan tidak berpengaruh nyata terhadap kelimpahan mikroplastik.
Diketahui kelimpahan mikroplastik dengan panjang dan berat ikan menunjukkan
hubungan yang sangat lemah dan korelasi yang tidak signifikan. Panjang ikan
hanya berkorelasi positif sebesar 5% dengan kelimpahan mikroplastik, sedangkan
berat ikan berkorelasi negatif sebesar -3% dengan kelimpahan mikroplastik.
Mikroplastik telah ditemukan pada air dan sedimen dari daerah hulu, tengah
hingga hilir Sungai Kahayan bahkan di area yang jauh dari pemukiman. Terdapat
lima strategi prioritas yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah plastik dan
mikroplastik di Sungai Kahayan yaitu: (1) Menambah ketersediaan
bak/penampung sampah dan armada pengangkut sampah roda tiga; (2)
Menghidupkan kembali program membersihkan sungai secara rutin seminggu
sekali; (3) Memaksimalkan pemanfaatan aplikasi bank sampah digital
(Mountrash); (4) Pembentukkan Unit Pengelola Kebersihan (UPK) Badan Air; (5)
Memperluas jangkauan program penukaran plastik menjadi uang. Hasil dari
penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun dan
mengevaluasi strategi penanganannya mikroplastik di area perairan tawar di
Indonesia.
Collections
- MT - Fisheries [2941]