Perkembangan Koloni Baru Tetragonula laeviceps dengan Metode Cangkok.

Abstract

Meliponikultur adalah istilah yang digunakan untuk membudidayakan lebah tanpa sengat seperti Tetragonula laeviceps. Tetragonula laeviceps adalah jenis stingless bee yang memiliki potensi besar dalam menghasilkan propolis dan madu bernilai tinggi. Namun, teknik propagasi koloni T. laeviceps masih kurang dikaji meskipun jumlah peternak stingless bee di Indonesia meningkat. Metode cangkok merupakan cara budidaya koloni stingless bee yang alami. Penelitian ini bertujuan mengamati perkembangan koloni baru T. laeviceps melalui teknik pencangkokan. Metode ini dilakukan dengan cara menghubungkan sarang sumber asal ke sarang buatan menggunakan selang transparan. Sarang buatan tersebut merupakan sarang baru yang wadahnya terbuat dari akrilik, bambu, kayu, dan plastik, masing-masing tiga ulangan. Pengamatan dilakukan dalam dua kali seminggu selama lima bulan dengan mengukur berat sarang baru dan lama. Parameter lingkungan yang diukur dalam setiap pengamatan terdiri atas suhu dan kelembapan. Persentase okupasi sarang buatan paling tinggi hingga terendah yaitu bambu, kayu, akrilik, dan plastik. Namun, persentase okupasi pada sarang buatan dengan sarang sumber tidak ditemukan korelasi yang signifikan. Metode cangkok pada Tetragonula laeviceps membutuhkan waktu yang lebih lama untuk meliponikultur baik menggunakan bahan kayu, plastik, akrilik ataupun bambu.

Meliponiculture is the term used for cultivating stingless bees such as Tetragonula laeviceps. Tetragonula laeviceps is a type of stingless bee that has great potential in producing high-value propolis and honey. Unfortunately, the propagation technique for T. laeviceps colonies is still poorly studied although the stingless bee breeders in Indonesia increase. The grafting method is the natural way of cultivating stingless bee colonies. This study aims to observe the development of new colonies of T. laeviceps using grafting techniques. This method is carried out by connecting the original source nest to the artificial nest using a transparent hose. The artificial nest is a new nest whose container is made of acrylic, bamboo, wood and plastic, three repetitions of each. Observations were made twice a week

iii

for five months by measuring the weight of new and old nests. The environmental parameters measured in each observation consist of temperature and humidity. The highest to lowest percentage of artificial nest occupation was bamboo, wood, acrylic and plastic. However, no significant correlation was found between the percentage of occupancy in artificial nests and source nests. The grafting method on T. laeviceps requires longer time for liponiculture using either wood, plastic, acrylic or bamboo.