Perubahan sifat-sifat kimia tanah gambut dan sistem pengelolaan pada lahan gambut delta upang 1969-1983 dan delta berbak 1973-1997
View/ Open
Date
2004Author
Lisbeth
Rachim, Djunaedi A
Wiranegara, Hidayat
Metadata
Show full item recordAbstract
Lahan pasang surut Sumatera tersebar di sepanjang pantai timur Sumatera.
ak cipta milik IPB Univer
Di wilayah Delta Upang sudah di survei sejak tahun 1969 sedangkan Delta Berbak sudah di survei sejak tahun 1973. Umumnya petani membuka lahan yang masih baru untuk melakukan kegiatan pertanaman. Kegiatan tersebut telah berlangsung hingga saat ini. Dampak dari penggunaan lahan tersebut mengakibatkan perubahan produktivitas dan karakteristik lahan. Untuk mengetahui besarnya dampak yang ditimbulkan dari tahun ke tahun akibat dari pembukaan lahan maka diperlukan inventarisasi terhadap perubahan perubahan kondisi lahan dari tahun ke tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik tanah gambut dan pengelolaan di daerah pasang surut Delta Bebak dan Delta Upang.
Metode penelitian ini adalah penelaahan dan analisis sekunder berupa laporan - laporan survei dan Test - Farm didaerah penelitian.
Hasil penelaahan menunjukkan bahwa nilai pH tanah Delta Upang bila dilihat
dari tahun 1969, 1979 dan 1983 mengalami perubahan yang tidak terlalu signifikan.
C-organik mengalami penurunan namun masih diatas 20%. Tebal gambut di Delta
Upang telah menurun menjadi kurang dari 40 cm, dan di Delta Berbak ≥ 40 cm. Hal
ini menunjukkan bahwa tanah gambut di Delta Upang telah beralih ke tanah mineral
dan menyebabkan bahan organik akan lebih mudah teroksidasi bila lahan digunakan
secara intensif, hal ini akan menyebabkan penurunan C/N ratio. Kandungan basa basa mengalami hal yang sama dengan penurunan nilai KTK..
Kemasaman tanah di Delta Berbal: mengalami perubahan, namun masih tergolong sangat masam. Kandungan C - organik meningkat dari tahun 1973-1976. Sampai tahun 1976 1997 terjadi penurunan diikuti dengan penurunan ketebalan gambut, hal ini akan menyebabkan penurunan C/N ratio. Hal yang sama juga terjadi mi
dengan Nilai KTK.
niversit
Delta Upang dan Delta Berbak bila di lihat dari cara pembukaan lahannya sangat berbeda. Di Delta Upang maupun Delta Berbak tidak mengalami perubahan pengelolaan dari tahun ke tahun. Hasil produksi pertanaman padi Delta Upang lebih rendah dari Delta Berbak Sistem pengelolaan lahan gambut di dua wilayah tidak menerapkan mempertahankan muka air tanah sehingga pengelolaan menyebabakan mempercepat penurunan tebal gambut.