Show simple item record

dc.contributor.advisorIrawadi, Tun Tedja
dc.contributor.advisorFarid Muhammad
dc.contributor.authorKurniawan, Redi Fajar
dc.date.accessioned2024-01-08T06:13:52Z
dc.date.available2024-01-08T06:13:52Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134090
dc.description.abstractPigmen antosianin dari kulit ubijalar potensial untuk dikembangkan sebagai zat warna alami menggantikan pewarna sintetik yang diketahui berbahaya bagi kesehatan. Antosianin diekstraksi menggunakan larutan 0,1% HCl-metanol yang pada suhu refrigerator. Ekstrak pekat yang dihasilkan sebagian dibuat serbuk antosianin dengan menambahkan 10% maltodekstrin dan dikeringkan dengan metode pengeringan beku. Stabilitas pigmen antosianin dalam bentuk ekstrak pekat dan serbuk diuji dengan membuat model minuman menggunakan ekstrak pekat dan serbuk antosianin sebagai pewarna. Dua pewarna komersial dijadikan pembanding, yaitu pewarna sintetik merah allura (allura red) dan pewarna alami karmin. Model minuman diuji kestabilannya pada tiga ragam suhu, refrigerator, kamar, 50 °C dan dua kondisi ruangan, ruang gelap dan terpapar cahaya. Kestabilan pewarna diukur pada hari ke-0, 5, 10,15, dan 20. Suhu penyimpanan berpengaruh cukup nyata terhadap kestabilan bahan pewarna. Retensi keempat bahan pewarna dalam model minuman pada suhu refrigerator, suhu kamar, dan suhu 50 °C setelah disimpan selama 20 hari berturut-turut adalah 74,25; 71,46; dan 19,53% untuk ekstrak pekat, 76,50; 77,99; dan 79,25% untuk merah allura, 52,83; 8,84; dan 22,76% untuk karmin, serta 58,92; 49,80; dan 14,53% untuk serbuk antosianin. Cahaya juga mempercepat proses degradasi bahan pewarna. Retensi keempat bahan pewarna pada kondisi ruang gelap dan terpapar cahaya setelah 20 hari penyimpanan berturut-turut adalah 71,46 dan 26,96% untuk ekstrak pekat, 77,99 dan 75,24% untuk merah allura, 10,78 dan 8,84% untuk karmin, serta 49,80 dan 7,94% untuk serbuk antosianin. Secara umum, ekstrak pekat antosianin memiliki kestabilan mendekati pewarna sintetik merah allura yang memiliki kestabilan tertinggi. Pada semua kondisi penyimpanan, retensi ekstrak pekat antosianin lebih tinggi daripada serbuk antosianin dan pigmen karmin. Penambahan 10% maltodekstrin pada ekstrak pekat dalam pembuatan serbuk antosianin ternyata tidak memperbaiki kestabilan ekstrak pekat antosianin, terlihat dari nilai retensi serbuk selalu lebih rendah daripada ekstrak pekat antosianin.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcUbi jalarid
dc.titleStabilitas pigmen antosianin dari kulit ubi jalar terhadap faktor cahaya dan suhu penyimpananid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record