Pengaruh penambahan anti UV tinuvin 783 terhadap karakteristik polivinil klorida
Abstract
Penggunaan polivinil klorida (PVC) dalam bidang pertanian telah dikenal sebagai pipa-pipa irigasi, media tanaman (polybag), mulsa, dan yang sedang populer sebagai pengganti rumah kaca (glasshouse). Plastik PVC memiliki kemampuan lebih baik dalam mempertahankan panas dan transmisi radiasi gelombang panjang dibandingkan jenis plastik lain, tetapi plastik tersebut dapat terdegradasi karena adanya radiasi ultraviolet dari sinar matahari yang terus menerus. Fotodegradasi pada PVC mengakibatkan perubahan fisik seperti diskolorasi, pengerasan, pengapuran bahkan dapat mengakibatkan hilangnya sifat mekanik dari plastik tersebut.
Tinuvin 783 merupakan anti UV yang serbaguna dengan ketahanan ekstraksi yang menonjol, dan interaksi pigmen yang rendah. Pada penelitian ini digunakan Tinuvin 783 dengan konsentrasi 0,0;0,1;0,3;0,5;0,7; dan 1,0 phr. Resin PVC dicampurkan dengan bahan aditif menggunakan Planetary Mixer dengan kecepatan 100 rpm pada suhu 40-120°C. Kemudian campuran dicetak dengan alat Hydraulic Press sampai terbentuk lembaran plastik dengan ketebalan 0,5 mm. Sampel plastik dibentuk dumbell dan dijemur selama 8 minggu. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan uji tarik, uji kekerasan, Diferential Thermal Analysis (DTA), Fourier Transform Infrared (FTIR), dan X-Ray Difraction (XRD).
Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan warna menjadi kekuningan pada sampel setelah dilakukan penjemuran selama 8 minggu. Sampel PVC dengan penambahan Tinuvin 783 0,7 phr dan 1,0 phr memiliki transparansi yang paling baik dibandingkan dengan sampel yang lain. Uji kekuatan tarik dan kekerasan terhadap sampel menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata untuk seluruh variasi konsentrası. Nilai kekuatan tarik dan kekerasan tersebut pada umumnya meningkat setelah penjemuran. Analisis lebih lanjut dengan DTA, FTIR dan XRD menujukkan hasil yang sama untuk sampel dengan dan tanpa penambahan Tinuvin 733. Berdasarkan hasil analisis termal diperoleh titik leleh PVC pada suhu 175°C dan titik dekomposisi pada suhu 330°C. Analisis FTIR terhadap sampel tidak menunjukkan adanya perubahan struktur pada sampel yang ditandai dengan tidak munculnya gugus fungsi-gugus fungsi baru setelah penjemuran, hanya berupa pergeseran bilangan gelombang. Dan berdasarkan hasil analisis difraksi sinar X plastik PVC memiliki struktur yang amorf sama untuk semua sampel yang dianalisis.
Collections
- UT - Chemistry [2034]