Pendugaan perolehan suara pada pemilu presiden putaran kedua 20 September 2004 dan kajian pada beberpa metode poling : studi kasus Kota Bogor
Abstract
Untuk pertama kalinya Indonesia melaksanakan pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat. Dalam sistem pemilu seperti sekarang tidak ada jaminan pemilih suatu partai akan memilih calon presiden dan wakil presiden yang dicalonkan oleh partai yang dipilihnya.
Poling seringkali diselenggarakan oleh berbagai media elektronik, media cetak, dan lembaga- lembaga riset untuk melihat calon presiden yang paling disukai oleh masyarakat. Hasil-hasil poling seringkali berbeda karena metode poling yang digunakan pun berbeda. Poling yang diselenggarakan oleh televisi biasanya menggunakan metode penarikan contoh tidak berpeluang (Unscientific Polling) sedangkan metode poling yang digunakan oleh lembaga riset adalah metode penarikan contoh berpeluang (Scientific Polling). Sumber bias dari kebanyakan poling disebabkan oleh metode penarikan contoh yang kurang tepat, urutan dan kualitas pertanyaan yang kurang baik, serta tingkat pengetahuan dan kepedulian responden yang rendah.
Hasil survei sebagai contoh penerapan poling menyimpulkan bahwa di Kota Bogor para pemilih partai-partai umumnya memberikan suaranya kepada pasangan calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla kecuali untuk pemilih PDIP dan PAN yang tetap loyal untuk memberikan suaranya kepada pasangan calon presiden yang dicalonkan oleh partainya masing-masing. Sedangan distribusi suara pemilih calon presiden yang tidak lolos putaran kedua juga banyak beralih kepada pasangan calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.
Hasıl pendugaan perolehan suara calon presiden pada putaran pertama di Kota Bogor yaitu pasangan Wiranto-Solahudin Wahid memperoleh 7,3%, pasangar. Megawati Soekarno Putri-Hasyim Muzadi 9.3%, pasangan Amien Rais-Siswono Yudohusodo 22,9%, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla 52,7%, dan pasangan Hamzah Haz-Agum Gumelar memperoleh 2,4%. Sedangkan untuk pendugaan perolehan suara pemilu presiden putaran dua secara nasional pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla diperkirakan akan memperoleh suara sebesar 61,62%, pasangan Megawati Soekarno Putri-Hasyim Muzadi sebesar 35.62% dan proporsi yang tidak memilih
sebesar 2,76%.