Penggerombolan daerah tingkat II berdasarkan komitmen pendidikan dan kesiapan otonomi
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menggerombolkan daerah tingkat II (kabupaten/kota) berdasarkan komitmen pendidikan dan kesiapan otonomi. Penggerombolan kabupaten/kota berdasarkan metode non-hirarki digunakan dengan mencoba beberapa penggerombolan yaitu 2, 3, 5, dan 7 gerombol, untuk mendapatkan penggerombolan yang dapat dinilai sebagai daerah berkemampuan tinggi sampai dengan daerah berkemampuan rendah. Hasil penggerombolan diperiksa dengan analisis diskriminan untuk memeriksa tingkat salah klasifikasi apabila penggerombolan yang bersangkutan digunakan. Tingkat salah klasifikasi atau tingkat keberhasilan diskriminan selanjutnya digunakan sebagai dasar pemilihan penggerombolan.
Pada penggerombolan dengan dua gerombol, diperoleh gerombol yang beranggotakan 45 dan 204 kabupaten/kota. Gerombol pertama merupakan daerah berkemampuan tinggi dan gerombol kedua berkemampuan rendah. Pada penggerombolan dengan tiga gerombol, diperoleh gerombol-gerombol beranggotakan 39, 113, dan 97 kabupaten/kota, berturut-turut dapat dinilai sebagai gerombol dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Penggerombolan dengan lima gerombol, diperoleh gerombol dengan anggota masing-masing 29, 5, 24, 103, dan 88 kabupaten/kota. Penggerombolan dengan tujuh gerombol, diperoleh gerombol dengan anggota masing-masing 18, 29, 5, 21, 22 84, dan 70 kabupaten/kota. Penggerombolan dengan dua dan tiga gerombol masih dapat menunjukkan urutan gerombol dengan kemampuan daerah tinggi hingga rendah, sedangkan penggerombolan dengan lima dan tujuh kurang mampu menunjukkan urutan dengan baik.
Analisis diskriminan untuk penggerombolan dengan 2, 3, 5, dan 7 gerombol menunjukkan bahwa pada masing-masing penggerombolan terjadi salah klasifikasi sebanyak 3, 7, 10, dan 12 kabupaten/kota. Total tingkat keberhasilan analisis diskriminan pada penggerombolan dengan 2, 3, 5, dan 7 gerombol berturut-turut adalah 98.8%, 97.2%, 96.0%, dan 95.2%. Walaupun tingkat keberhasilan diskriminan pada penggerombolan dengan lima dan tujuh gerombol masih cukup besar (96.0% dan 95.2%), namun penggerombolan dengan lima dan tujuh gerombol kurang mampu menunjukkan urutan gerombol daerah berkemampuan tinggi hingga rendah. Penggerombolan yang dipilih selanjutnya perlu mempertimbangkan penggerombolan yang cukup sederhana tetapi masih menghasilkan detail yang memadai. Penggerombolan dengan dua dan tiga gerombol dalam hal ini dapat dipertimbangkan dalam analisis lanjutannya.