Resistensi terhadap antibiotik pada escherichia coli flora normal usus manusia

Abstract

Antibiotik sudah lama digunakan untuk pengobatan atau sebagai zat aditif pada pakan ternak dan pembasmi penyakit pada tanaman. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menyebabkan resistensi terhadap antibiotik pada mikroorganisme. Resistensi terhadap antibiotik pada Escherichia coli flora normal usus manusia dapat menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat terutama jika terjadi perpindahan gen-gen yang resisten terhadap antibiotik pada mikroorganisme lain yang memasuki saluran pencernaan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat resistensi terhadap antibiotik yang terjadi pada Escherichia coli flora normal pada usus anak baru lahir, anak di bawah umur tiga tahun, anak di bawah umur lima tahun, dan orang dewasa. Contoh diambil dari feses masing-masing kelompok sebanyak 10 orang. Contoh dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0,85% lalu diisolasi dengan menggunakan media eosin methylen blue (EMB). Isolat bakteri berwarna hijau kilap logam dari contoh diperbanyak pada media agar luria (LA) lalu diidentifikasi dengan menggunakan uji gram, uji indol, merah metil, Voges Proskauer dan Sitrat sesuai Bergey's Manual of Systematology Bacteriology. Escherichia coli flora normal menunjukkan uji positif terhadap indol, merah metil dan uji negatif terhadap Voges Proskauer dan Sitrat. Uji resistensi terhadap antibiotik dilakukan dengan menggunakan cakram antibiotik berdasarkan metode Kirby-Bauer. Jenis antibiotik yang digunakan meliputi ampisilin, basitrasin, kloramfenikol, eritromisin, tetrasiklin, dan vankomisin. Antibiotik basitrasin menunjukkan tingkat persentase resistensi tertinggi rata-rata mencapai 95% pada semua kelompok umur. Escherichia coli flora normal sensitif terhadap antibiotik kloramfenikol dan tetrasiklin, rata-rata mencapai tingkat 71,25% pada semua kelompok umur.