Potensi kulit kayu Acacia mangium sebagai bahan baku arang aktif dan sumber senyawa fenolik
Abstract
Limbah merupakan bahan sisa yang tidak lagi digunakan dalam proses produksi. Limbah kulit kayu pada umumnya dibuang dalam bentuk land filling sehingga dapat menimbulkan masalah lingkungan.
Berbagai upaya dilakukan dalam rangka memanfaatkan limbah kulit kayu A. mangium. Salah satunya adalah melalui proses destilasi kering yang menghasilkan residu padatan arang dan residu cairan berupa destilat. Arang selanjutnya diaktivasi pada suhu dan waktu tertentu dengan bahan pengaktif H₃PO₄. Arang aktif yang dihasilkan diuji kualitas dan kandungan fosfatnya. Penentuan kandungan fosfat bertujuan mengetahui adanya residu fosfat pada arang aktif yang kemungkinan menurunkan kualitasnya. Sebagai pembanding, dilakukan pula uji kualitas terhadap arang aktif komersial. Selain itu, dilakukan analisis kuantitatif senyawa fenolik dalam destilat yang kemungkinan dapat dimanfaatkan sebagai desinfektan,
pestisida dan antioksidan. Kualitas arang aktif terbaik diperoleh dari perlakuan aktivasi selama 90 menit, suhu aktivasi 850°C, konsentrasi H,PO4 10% dengan nilai daya jerap terhadap benzena, kloroform, dan Iod masing-masing 28.4%, 31.1%, dan 660 mg/g. Konsentrasi H₃PO₄ 15% tidak dapat digunakan untuk aktivasi arang kulit kayu A. mangium karena dapat menghasilkan residu fosfat cukup tinggi.
Senyawa fenolik dalam destilat yang dapat berperan sebagai pestisida, desinfektan, dan antioksidan diantaranya adalah katekol, vanilin, guaiakol, fenol, m-kresol dan o-kresol, dengan kadar fenolik total dalam destilat sebesar 2.09%. Komponen utama fenolik destilat kulit kayu A. mangium adalah fenol (C6H5OH) dengan konsentrasi 0.86%.
Collections
- UT - Chemistry [2036]