Deteksi penguraian herbisida glifosat oleh berbagai isolat cendawan tanah
View/ Open
Date
2002Author
Yuspita, Sofi
Listiyowati, Sri
Achmadi, Suminar S
Metadata
Show full item recordAbstract
Glifosat (N-fosfonometil glisina) merupakan bahan aktif dari herbisida seperti Roundup. Mikrob merupakan pengurai utama residu glifosat di tanah, namun demikian penggunaan glifosat secara terus- menerus dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Sebanyak lima isolat cendawan yang resisten terhadap konsentrasi glifosat tinggi masing-masing ditumbuhkan pada tiga macam media cair dan diinkubasi selama 7 hari. Kelima isolat cendawan tersebut ialah Aspergillus flavus S7.2, Trichoderma harzianum $10.1, Trichoderma koningii B5.1, Trichoderma sp. B9.5, dan Mucorales B21.1. Sedangkan ketiga macam media cairnya ialah media mengandung ekstrak kecambah kacang hijau (MT), media mengandung ekstrak kecambah kacang hijau dan glifosat 5,1 mg/ml (MTG), dan larutan glifosat 5,1 mg/ml (MG). Pertumbuhan cendawan diamati melalui bobot kering koloni dan hasil penguraian glifosat dideteksi melalui kromatografi lapis tipis (KLT). Asam aminometilfosfonat (AMPA), glisina, dan glifosat murni digunakan sebagai standar dalam KLT.
Isolat cendawan Trichoderma sp. B9.5, dan Mucorales B21.1 memiliki bobot kering lebih besar (berbeda nyata) pada MTG dibandingkan dengan MT. Hal ini menunjukkan bahwa glifosat mampu meningkatkan pertumbuhan kedua isolat. Meskipun demikian pada kedua isolat tersebut belum tampak hasil uraian glifosat dengan metode KLT. Sedangkan A. flavus S7.2, T. harzianmum S10.1, dan 7. koningii B5.1 pada MT maupun MTG memiliki bobot kering yang tidak berbeda nyata. Kelima isolat cendawan mungkin belum mampu menguraikan glifosat meskipun telah diinkubasi selama 28 hari.
Collections
- UT - Biology [2148]