Pengaruh pemberian ekstrak akar ginseng jawa (talinum paniculatum gaertn.) pada tikus hiperglikemia

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah dan adanya glukosa dalam urin, yang disebabkan oleh kegagalan pankreas mensekresi insulin. Salah satu tanaman obat yang digunakan untuk menurunkan kadar glukosa adalah ginseng. Ginseng Korea (Panax schinsen) merupakan jenis ginseng yang terkenal khasiatnya dan mahal harganya. Mahalnya harga ginseng Korea menjadikan tanaman ini hanya dapat dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Indonesia yang merupakan negara dengan sumber alam melimpah dan beraneka ragam juga memiliki tanaman ginseng yang lebih dikenal dengan nama ginseng Jawa atau som Jawa (Talimum paniculatum Gaertn.). Penelitian mengenai pengaruh tanaman ginseng Jawa terhadap kadar glukosa darah dilakukan dengan cara mengukur kadar glukosa darah hewan coba tikus. Dalam penelitian ini DM eksperimental pada tikus dilakukan dengan cara menginduksi tikus dengan menggunakan alloxan dosis 120 mg/kgBB, pencekokan obat pembanding dan ekstrak akar ginseng dengan berbagai konsentrasi dilakukan mulai hari ke-3 sampai hari ke-21. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan metode enzimatik. Pemberian ekstrak akar Ginseng mulai memberikan pengaruh yang nyata pada hari ke-7. Pada hari ke-21 persen penurunan kadar glukosa darah untuk kelompok C, D, E, F, dan G berturut-turut sebesar 38.81%, 60.41%, 65.75%, 59.60%, dan 67.72%. Berdasarkan uji Duncan, hasil analisis menunjukkan tikus yang diberi ekstrak akar ginseng Jawa dosis 300mg/kgBB memberikan efek yang sama dengan perlakuan yang menggunakan ekstrak akar ginseng Korea dosis 200mg/kgBB, sedangkan perlakuan dengan obat Daonil memiliki efek yang sama dengan perlakuan yang menggunakan ekstrak akar ginseng Jawa dosis 100mg/kgBB dan 200mg/kgBB. Dengan demikian ginseng Korea lebih efektif dibandingkan ginseng Jawa.