Show simple item record

dc.contributor.advisorBintang, Maria
dc.contributor.advisorDjauhari, Edy
dc.contributor.authorHudayanti, Martini
dc.date.accessioned2023-12-15T03:07:53Z
dc.date.available2023-12-15T03:07:53Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132759
dc.description.abstractPenelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis bahwa rimpang temulawak mempunyai aktivitas antibakteri dan menentukan KHTM (Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimal). Rimpang temulawak diambil filtratnya kemudian dibagi tiga. Pertama langsung diuji sifat antibakterinya, yang kedua diotoklaf dan yang ketiga dikeringkan (dijadikan bubuk). Ketiga filtrat tersebut diujikan terhadap empat bakteri uji, menggunakan metode perforasi. Bakteri yang digunakan adalah bakteri Gram Positif, yaitu Bacillus subtilis dan Staphyloccoccus aureus, bakteri Gram Negatif, yaitu Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Filtrat yang dikeringkan (bubuk) digunakan untuk menentukan KHTM. Konsentrasi bubuk yang menghasilkan hambatan terbesar digunakan untuk hitungan cawan (untuk mengetahui jumlah bakteri yang masih hidup) dan turbidimetri (kekeruhan). Uji fitokimia rimpang temulawak mengandung senyawa alkaloid. Aktivitas antibakteri filtrat rimpang temulawak yang tidak diotoklaf lebih tinggi dibandingkan yang diotoklaf. KHTM bakteri B. subtilis, S. aureus, E. coli dan P. aeruginosa berturut-turut adalah 2.5, 2.5, 2.5, dan 5 mg/mL. Konsentrasi yang menghasilkan hambatan maksimum berturut-turut pada 50, 20, 30, dan 20 mg/mL. Aktivitas antibakteri bubuk rimpang temulawak yang menghasilkan hambatan maksimum terhadap bakteri E. coli, P. aeruginosa dan B. subtilis belum memiliki aktivitas antibakteri yang sebanding dengan antibiotik ampisilin 100 µg/mL, besarnya zona hambat maksimum berturut-turut adalah 0.3, 0.25, dan 0.3 dari zona hambat antibiotik ampisilin 100 µg/mL. Tetapi pada konsentrasi bubuk 16 mg/mL terhadap bakteri Staphylococcus aureus, zona hambatnya sudah sebanding dengan ampisilin 100 µg/mL. Berarti bubuk rimpang temulawak dengan konsentrasi 16 mg/mL dapat digunakan sebagai antibiotik terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Konsentrasi yang menghasilkan hambatan terbesar, jumlah bakteri dan ODnya menjadi menurun.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAktivitas antibakteri rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record