Show simple item record

dc.contributor.advisorSantosa, Edi
dc.contributor.advisorAziz, Sandra Arifin
dc.contributor.advisorDinarti, Diny
dc.contributor.advisorWidodo, Winarso Drajad
dc.contributor.authorKailola, Joan Joulanda Grace
dc.date.accessioned2023-11-29T07:40:03Z
dc.date.available2023-11-29T07:40:03Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132561
dc.description.abstractKelor merupakan komoditas yang terus meningkat popularitasnya karena manfaat baik sebagai bahan pangan, industri, obat-obatan maupun sebagai tanaman ekologis. Hal tersebut ditandai oleh daya jual baik dan budidaya yang semakin luas, walaupun pada awalnya tanaman ini merupakan tanaman daerah kering dan beradaptasi baik dengan kekeringan. Kondisi tersebut perlu diimbangi dengan penelitian untuk meningkatkan kualitas kelor agar pengelolaan kelor dapat berkelanjutan. Dalam bidang budidaya, masih belum banyak dilakukan penelitian untuk mempercepat pertumbuhan, hasil dan kualitas tanaman. Bagian yang memiliki nilai ekonomis tertinggi dari tanaman kelor saat ini adalah daun. Salah satu senyawa penting yang ada pada daun kelor adalah flavonoid. Dalam rangka menghasilkan daun dengan kandungan flavonoid tinggi, maka perlu diketahui bagaimana hubungan flavonoid dengan input produksi seperti pupuk dan air. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui pengaruh aksesi dan pemberian pupuk asam fulvat terhadap peningkatan produksi dan total flavonoid, (2) Mengetahui pengaruh aksesi dan pemberian pupuk silika terhadap peningkatan produksi dan total flavonoid dan (3) Mengetahui cara pemberian dan taraf pengaruh kekeringan menggunakan polietilena glikol (PEG) terhadap pertumbuhan dan produksi serta total flavonoid kelor. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Leuwikopo, IPB University Dramaga dan Laboratorium Kultur Jaringan 3 Fakultas Pertanian, IPB University Dramaga pada Juli 2020 sampai Maret 2023. Penelitian terdiri atas tiga percobaan secara berseri. Pada percobaan pertama berupa “Percobaan peningkatan produksi dan total flavonoid menggunakan asam fulvat pada dua aksesi kelor di lapangan”. Percobaan dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas 2 faktor, faktor pertama yaitu taraf konsentrasi asam fulvat (0 (kontrol), 1, 2, 3 dan 4 ml l-1), faktor kedua yaitu aksesi kelor (Leuwikopo dan NTT). Percobaan kedua yakni “Percobaan peningkatan produksi dan total flavonoid menggunakan silika pada dua aksesi kelor”. Percobaan dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas 2 faktor, faktor pertama yaitu taraf konsentrasi silika (0 (kontrol); 2,5; 5,0; 7,5 dan10,0 ml l-1), faktor kedua yaitu aksesi kelor (Leuwikopo dan NTT). Percobaan ketiga yakni “Percobaan peningkatan produksi dan total flavonoid kelor menggunakan polietilena glikol secara in vitro”. Percobaan dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 1 faktor yaitu taraf konsentrasi polietilena glikol (0 (kontrol), 5% dan 10%). Percobaan in vitro terbagi atas tiga percobaan yaitu: (a) media MS padat eksplan biji kelor setelah berumur 1 bulan planlet disiram media perlakuan MS+PEG cair (MS padat: MS+PEG cair), (b) media MS padat eksplan biji kelor setelah berumur 1 bulan planlet dipindahkan ke media perlakuan MS +PEG cair (MS padatMS+PEG cair) dan (c) media MS dan PEG padat ditanami dengan eksplan stek kelor (MS+PEG padat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian asam fulvat meningkatkan pertumbuhan daun dan tinggi tanaman kelor. Di sisi lain, aplikasi asam fulvat tidak iii berpengaruh nyata terhadap produksi biomassa dan kandungan fosfor tanaman kelor. Tanpa analisis statistik, aksesi menunjukkan tanggapan yang berbeda terhadap kadar asam fulvat, yaitu perlakuan 1 ml l-1 asam fulvat dan aksesi NTT, 2 ml l-1 asam fulvat dan aksesi Leuwikopo menghasilkan total flavonoid daun kelor yang paling tinggi. Aplikasi silika meningkatkan pertumbuhan dan produksi biomassa, kandungan silika dalam tanaman kelor dan total flavonoid daun kelor. Aksesi Leuwikopo menghasilkan kandungan silika tertinggi setelah diberikan silika pada taraf konsentrasi 7,5 ml l-1. Percobaan dengan polietilena glikol (PEG) menunjukkan bahwa taraf konsentrasi PEG 5 dan 10% menghambat pertumbuhan dan produksi daun kelor, tetapi tidak menyebabkan tanaman kelor tersebut menunjukkan gejala cekaman kekeringan pada umumnya. Menariknya, pada percobaan PEG cara pemberian PEG mempengaruhi respon peubah pengamatan tanaman kelor. Pemberian PEG 5 dan 10% justru menyebabkan akumulasi prolin dan flavonoid tanaman lebih rendah dibandingkan dengan tanaman kontrol. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena tanaman kelor merupakan tanaman daerah kering yang sudah beradaptasi dengan baik pada kekurangan air. Sebagai kesimpulan, pertumbuhan, produksi daun dan kandungan flavonoid tanaman kelor dipengaruhi oleh perlakuan asam fulvat, silika dan kekeringan melalui pemberian PEG. Khusus kaitannya dengan PEG, pengaruh konsentrasi PEG dipengaruhi oleh cara pemberian. Dengan demikian, upaya peningkatan produksi tanaman kelor dapat dilakukan dengan pemberian asam fulvat, silika dan manajemen air secara baik. Perlu penelitian lebih lanjut bagaimana respon tanaman kelor terhadap input tersebut di lapangan produksi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titlePertumbuhan, Produksi dan Kandungan Flavonoid Kelor (Moringa oleifera Lam.) pada Perlakuan Asam Fulvat, Silika dan Kekeringanid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordfulvat acidid
dc.subject.keywordin vitroid
dc.subject.keywordmoringaid
dc.subject.keywordpolyethylene glycolid
dc.subject.keywordsilicaid
dc.subject.keywordtotal flavonoidsid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record