Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove di Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM) Paljaya, Kabupaten Bekasi
View/ Open
Date
2023-11-22Author
Faubiany, Varenna
Yulianto, Gatot
Imran, Zulhamsyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Ekosistem mangrove di Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove
(PRPM) Paljaya telah mengalami kerugian akibat eksploitasi serta perubahan
menjadi tambak dan pemukiman oleh masyarakat. Merujuk kondisi tersebut, pada
tahun 2018 di PRPM Paljaya mulai dikembangkan kegiatan ekowisata mangrove
dalam rangka rehabilitasi mangrove agar dapat menjaga keberlanjutan ekosistem
mangrove. Tata kelola yang tumpang tindih antar para pihak yang berwenang
menyebabkan terjadinya konflik kepentingan dalam pengelolaan ekowisata
mangrove. Pengelolaan ekowisata mangrove melibatkan banyak pihak sehingga
membutuhkan penelitian terkait strategi pengembangan ekowisata mangrove
berbasis kelembagaan. Koordinasi antar stakeholder dalam pengelolaan mangrove
perlu dilakukan untuk meminimalisasi potensi konflik.
Secara garis besar, tujuan utama yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
rumusan strategi pengembangan ekowisata mangrove berbasis kelembagaan yang
didukung oleh tiga tujuan khusus, yaitu menganalisis kondisi ekosistem mangrove
untuk pengembangan ekowisata mangrove, mengevaluasi keberhasilan kinerja
kelembagaan dalam pengelolaan ekowisata mangrove, dan mengestimasi nilai
ekonomi jasa ekosistem mangrove. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli
sampai dengan Agustus 2022 di Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove
(PRPM) Paljaya, Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data mangrove menggunakan teknik
petak contoh bertingkat. Pengumpulan data kelembagaan dan wisatawan
dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam menggunakan metode
systematic sampling. Data yang didapat dianalisis dengan dengan menggunakan
Indeks Nilai Penting (INP), Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), Daya Dukung
Kawasan (DDK), Analisis Stakeholder, Travel Cost Method (TCM), Willingness
to Pay (WTP), Analisis SWOT yang dianalisis lebih lanjut menggunakan
Analytical Hierarchy Process (AHP).
Terdapat lima jenis mangrove yang teridentifikasi di PRPM Paljaya.
Hasil perhitungan INP menunjukkan bahwa jenis mangrove Rhizophora
mucronata mendominasi wilayah tersebut. Keempat jenis lainnya adalah jenis
Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Avicennia marina, dan Sonneratia
caseolaris. Rata-rata ketebalan mangrove di PRPM Paljaya adalah 180 m,
sedangkan kerapatan mangrove tertinggi adalah sebanyak 20 ind/m2
. Nilai IKW
yang didapatkan dari ketiga stasiun pengamatan adalah 2,09 dan masuk dalam
kategori sesuai untuk pengembangan ekowisata mangrove. Daya dukung fisik
kawasan yang didapatkan sebanyak 37 orang/hari. Rata-rata surplus konsumen
per pengunjung adalah sebesar Rp. 489.462,00. Nilai Willingness to Pay (WTP)
yang didapatkan adalah Rp. 30.192,00 per pengunjung.
POKMASWAS Hiu Kabupaten Bekasi merupakan key player
pengelolaan ekosistem mangrove di PRPM Paljaya, meskipun memiliki tingkat
kepentingan dan pengaruh paling besar namun pengambilan keputusan tetap
berada di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat. Penguatan
kelembagaan pengelola ekowisata mangrove merupakan rekomendasi strategi
prioritas. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian pelatihan dan bimbingan
teknis bagi para anggota POKMASWAS untuk meningkatkan kompetensi dan
kapasitas sebagai pengelola ekosistem dan ekowisata mangrove di PRPM Paljaya,
Kabupaten Bekasi. Peningkatan kesesuaian kawasan terutama ketebalan
mangrove untuk kegiatan ekowisata mangrove dapat dilakukan dengan
meningkatkan kegiatan rehabilitasi mangrove melalui penanaman kembali bibit
mangrove menggunakan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan.
Collections
- MT - Fisheries [2947]