Show simple item record

dc.contributor.advisorHidayat, Nia Kurniawati
dc.contributor.advisorHardjanto, Arini
dc.contributor.authorNabila, Tarisa
dc.date.accessioned2023-11-20T23:26:49Z
dc.date.available2023-11-20T23:26:49Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132491
dc.description.abstractKelurahan Cipari merupakan daerah penghasil bawang merah di Kabupaten Kuningan. Bawang merah memiliki sifat yang mudah rusak dan merupakan komoditas musiman sehingga produksi dan harganya kerap berfluktuasi. Upaya yang dilakukan untuk menyerap kelebihan produksi bawang merah adalah dengan usaha pengawetan yang dapat dilakukan dengan mengolah bawang merah menjadi bawang goreng. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) rantai pasok bawang merah, (2) kinerja rantai pasok bawang merah, (3) nilai tambah bawang merah. Penelitian ini menggunakan mekanisme aliran pemasaran yaitu aliran produk, aliran finansial, dan aliran informasi untuk menganalisis rantai pasok, analisis margin pemasaran, farmer’s share, dan B/C ratio untuk menganalisis kinerja rantai pasok, dan metode Hayami untuk menganalisis nilai tambah. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tiga saluran pemasaran bawang merah. Saluran satu dan dua merupakan saluran yang berakhir pada konsumen rumah tangga dan saluran tiga merupakan saluran yang berakhir pada pabrik bawang goreng. Saluran pemasaran tiga relatif lebih efisien dengan margin terendah dan farmer’s share tertinggi yaitu sebesar Rp0,00 dan 100%. Nilai tambah yang didapat oleh pabrik bawang goreng sebesar Rp16.310,29/kg.id
dc.description.abstractCipari Village is a shallot producing area in Kuningan Regency. Shallots are perishable and a seasonal commodity so production and prices often fluctuate. Efforts made to absorb excess shallot production are preservation efforts which can be done by processing shallots into fried onions. Therefore, this research aims to analyze (1) the shallot supply chain, (2) the performance of the shallot supply chain, (3) the added value of shallots. This research uses a marketing flow mechanism, namely product flow, financial flow, and information flow to analyze the supply chain, marketing margin analysis, farmer's share, and B/C ratio to analyze supply chain performance, and the Hayami method to analyze added value. Based on research results, there are three marketing channels for shallots. Channels one and two are channels that end at household consumers and channel three is a channel that ends at fried onion factories. Marketing channel three is relatively more efficient with the lowest margin and the highest farmer's share, namely Rp0,00 and 100%. The added value obtained by the fried onion factory is Rp16.310,29/kg.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis Rantai Pasok dan Nilai Tambah Bawang Merah di Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuninganid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordfarmer's shareid
dc.subject.keywordHayami methodid
dc.subject.keywordmarketing efficiencyid
dc.subject.keywordmarketing marginid
dc.subject.keywordshallotid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record