Pengaruh penggunaan metalaksil melalui perlakuan benih dan penyemprotan terhadap penyakit bulai jagung manis (Zea mays saccharata)
Abstract
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh metalaksil melalui perlakuan benih dan penyemprotan tanaman terhadap penyakit bulai dan pertumbuhan tanaman jagung manis SD2. Selain itu, dari percobaan ini bila mungkin mendapatkan kombinasi dosis Ridomil 35 SD dan Ridomil Gold MZ 4/64 WP yang efektif menekan perkembangan penyakit bulai. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Darmaga, Bogor (240 mdpl). Percobaan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah perlakuan benih dengan Ridomil 35 SD dengan 5 taraf yaitu A1=0, A25, A3= 10, A4 = 15, dan A5 = 20 g/kg benih. Faktor kedua adalah penyemprotan tanaman dengan Ridomil Gold MZ 4/64 WP dengan 2 taraf yaitu B1 = tanpa penyemprotan dan B2 = dengan penyemprotan (3 g/l). Penyemprotan dilakukan sebanyak 4 kali dengan volume semprot berturut-turut 235, 345, 462.5, dan 500 l/ha pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Petak utama adalah dosis Ridomil 35 SD dan penyemprotan tanaman dengan Ridomil Gold MZ 4/64 WP sebagai anak petak. Percobaan dilakukan dalam 4 ulangan sehingga diperoleh 40 satuan percobaan. Tanaman percobaan ditanam 2 minggu setelah penanaman tanaman sumber infeksi pertama kali. Sebelum ditanam benih dicampur lebih dahulu dengan Ridomil 35 SD sebagai salah satu perlakuan sedangkan penyemprotan Ridomil Gold MZ 4/64 WP dilakukan sebanyak 4 kali pada 10, 20, 30, dan 40 hari setelah tanam (HST). Pengamatan dilakukan terhadap persentase daya tumbuh dan intensitas serangan penyakit yang dinyatakan dalam persentase tanaman dengan gejala lokal/sehat.
Sejak awal, serangan penyakit bulai terhadap tanaman sangat berat. Pada persentase daya tumbuh, penggunaan metalaksil melalui perlakuan benih berpengaruh nyata. Pada persentase tanaman dengan gejala lokal/sehat, penggunaan metalaksil melalui perlakuan benih dan penyemprotan tidak ada yang ..dst