Pengelolaan pemanenan tembakau burley (Nicotiana tabacum L.) di petani binaan PT BAT Indonesia Tbk. perwakilan Bondowoso, Jawa Timur
Abstract
Pemanenan tembakau burley dipengaruhi oleh tingkat kemasakan daun. Tingkat kemasakan daun pada batang tidak seragam, dimulai dari daun-daun bagian bawah diikuti oleh daun-daun di atasnya. Tingkat kemasakan daun yang dipanen berpengaruh terhadap produksi, warna, elastisitas, daya bakar dan senyawa-senyawa kimia penyusun mutu. Berdasarkan beberapa hasil penelitian diketahui bahwa pemanenan tembakau burley berdasarkan tingkat kemasakan daun yang dilakukan secara bertahap adalah lebih baik.
Penggunaan sistem panen tembakau burley dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain efisiensi tenaga kerja dan efisiensi gudang pengeringan. Tenaga kerja merupakan salah satu masalah utama dalam kegiatan budidaya tembakau burley. Melalui rekayasa teknik budidaya antara lain mengatur waktu tanam, pemupukan, penyiraman, dan pemangkasan dapat mengurangi variasi tingkat kemasakan daun sehingga dapat mengurangi frekuensi pemanenan.
Pengeringan tembakau burley dilakukan dengan mengeringkan daun dengan udara pada semua tahap pengeringan dalam gudang pengeringan (air cured). Pengeringan ini mempunyai dua fungsi utama yaitu memberikan suhu dan kelembaban udara tertentu sehingga terjadi perubahan kimia dan biologi tertentu di dalam daun dan berfungsi mempertahankan potensi mutu di dalam daun tembakau dengan cara mengeringkan tepat pada waktunya.
Pengeringan berkaitan dengan kerja enzim sehingga diperlukan air sebagai
media reaksi. Kandungan air yag tersedia dapat menjadi masalah karena air
merupakan media tumbuhnya jamur dan reaksi enzimatis lain yang tidak
dikehendaki. Oleh karena itu, pengeringan pada hakekatnya adalah pengendalian
penurunan kadar air sehingga reaksi enzimatis yang diperlukan berlangsung
dengan baik untuk menghasilkan warna krosok yang diinginkan, namun tidak
mengakibatkan tumbuhnya jamur atau mengakibatkan reaksi pembusukan. ..dst