Analisis pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan usaha kolam jaring apung: kasus di Desa Bongas, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
Abstract
Penelitian dilakukan di waduk Saguling desa Bongas, Kecamatan Cililin
Kabupaten Bandung. Lokasi ini dipilih karena merupakan salah satu pusat
budidaya ikan jaring apung di Jawa Barat. Penulisan skripsi ini dilakukan
dengan menggunakan metode observasi partisipatif antara lain melalui
wawancara dan pengamatan langsung, pencatatan data dan perbandingan
dengan pustaka. Penentuan sampel menggunakan metode purposive dengan
pendekatan Judgement sampling. Hasil analisis penerimaan petani kategori untung sebesar Rp.128,092,674.00/thn dengan total biaya produksi sebesar Rp.76,680,084.95/thn. Rata-rata penerimaan petani kolam jaring apung kategori rugi adalah sebesar Rp. 60,503,513.59/thn dengan total biaya produksi sebesar Rp. 69,850,535.58/thn. Penerimaan usaha kolam jaring apung pada kategori bangkrut sebesar Rp.54,699,639.60/thn dengan total biaya produksi Rp. 62,652,689.30/thn.
R/C ratio petani kategori untung sebesar 1,67; untuk petani kategori rugi sebesar 0,78; dan untuk petani kategori bangkrut sebesar 0,87. Nilai B/C ratio untuk petani kategori untung sebesar 0,67; untuk petani kategori rugi sebesar 0,13; dan untuk petani kategori bangkrut sebesar 0,13. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kelangsungan usaha kolam jaring apung di waduk Saguling adalah kualitas air dan jumlah kolam jaring apung.