Klasifikasi status sosial ekonomi rumah tangga berdasarkan kepemilikan barang
View/ Open
Date
2000Author
Rachman, Nur Hadiyazid
Wijayanto, Hari
Shadry, Fahmi
Metadata
Show full item recordAbstract
Dalam berbagai penelitian kadangkala kita ingin mengetahui respon dari suatu penelitian yang dilakukan. Terdapat berbagai macam metode yang bisa digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan. Dalam permasalahan untuk mengetahui status sosial ekonomi rumah tangga ada indikator tertentu yang bisa menggambarkan keadaan sosial ekonomi dari rumah tangga tersebut. Studi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan kepemilikan barang dan pengeluaran perbulan dengan menggunakan metode analisis Pohon Regresi. Jumlah anggota keluarga merupakan faktor yang bisa mempengaruhi pengeluaran yang dibelanjakan oleh suatu rumah tangga dan perlu diadakan koreksi terhadap pengeluaran perbulan.
Hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan Metode Pohon Regresi menunjukkan bahwa penciri utama untuk kelas pengeluaran A dengan kelas pengeluaran B, C dan DE yaitu: AC, Handphone dan CD Player. Barang pembeda kelas pengeluaran A,B dengan kelas pengeluaran C dan DE adalah Mobil Pribadi dan Komputer. Barang pembeda antara kelas pengeluaran A, B, C dengan DE adalah Stereo-set/HI-FI dan Mesin Cuci. Untuk mengetahui penciri dari masing-masing kelas pengeluaran adalah sebgai berikut: Kelas pengeluaran A dengan barang penciri yaitu: AC, Handphone, CD Player. Penciri kelas pengeluaran B yaitu Komputer, VCD/DVD/LD player. Penciri kelas pengeluaran C adalah Stereo set /HI-FI, sedangkan untuk kelas pengeluaran DE barang pencirinya adalah TV Hitam Putih.
Analisis dengan menggunakan metode Pohon Regresi dengan pembobotan jumlah anggota keluarga menghasilkan tingkat kesalahan paling kecil (31.69%) bila dibandingkan dengan pengeluaran perbulan tanpa pembobotan (45.24%). Jika dibandingkan dengan menggunakan analisis penggabungan metode Pohon Regresi dan analisis deskriptif dengan pembobotan tingkat kesalahannya lebih besar (46.08%). Demikian pula untuk yang tanpa pembobotan (50.49%)