Analisis tingkat kecemaran logam berat dalam air sungai Ciliwung dengan metode analisis aktivasi neutron
View/ Open
Date
2000Author
Sari, Nur Marhaenny Eka
Setiawati S., Tuti
Sutisna
Metadata
Show full item recordAbstract
Dengan adanya urbanisasi dan industrialisasi, berbagai macam zat pencemar dalam konsentrasi tinggi banyak dibuang ke sungai. Sementara dalam limbah tersebut, disadari atau tidak, terdapat logam berat, misalnya Ag, As, Fe, Hg, Mn, dan Zn, yang secara potensial sangat berbahaya bagi kelestarian ekosistem. Untuk itu perlu adanya analisis unsur-unsur kelumit (trace elements) logam berat di lingkungan, tidak hanya untuk penelitian mengenai migrasi spesi kimia di permukaan bumi, tetapi juga secara substansial sangat penting untuk memantau kemungkinan terjadinya polusi lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan industri. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis aktivasi neutron (AAN).
Metode ini didasarkan pada reaksi penangkapan ncutron termal (neutron yang mempunyai energi di bawah 0,5 eV) oleh inti target yang akan menghasilkan spesi atom radioaktif dan reaksi nuklir yang terjadi adalah reaksi (ny). Neutron yang bertumbukan dengan inti akan menghasilkan isotop-isotop radioaktif yang tidak stabil. Untuk mencapai kondisi stabil, isotop radioaktif tersebut akan memancarkan radiasi sinar y atau dengan melepaskan partikel B. Sinar y yang dihasilkan akan memberikan spektrum sinar y yang bersifat karakteristik untuk suatu radionuklida. Sifat ini digunakan untuk mengidentifikasi suatu radionuklida hasil aktivasi.
Metode analisis aktivasi neutron mempunyai kepekaan cukup tinggi dengan kemampuan analisis mencapai orde pikogram (10-12 g). Keunggulan lain yang patut diperhatikan dari metode ini adalah sifatnya yang tidak merusak sehingga kemungkinan terjadinya kontaminasi dan kehilangan unsur dapat ditekan sekecil mungkin. Di samping itu, dengan menggunakan Multi Channel Analyzer (MCA) dapat menganalisis multiunsur secara serempak, artinya dapat menganalisis lebih dari satu unsur dalam waktu yang bersamaan sehingga dengan waktu yang singkat dapat diperoleh data kandungan unsur sebanyak- banyaknya.
Cuplikan air Sungai Ciliwung diiradiasi menggunakan neutron termal dengan fluks neutron 10¹2 neutron cm² det, daya 25 MW, serta waktu iradiasi selama 38 detik, 5 menit, dan 30 menit. Proses pencacahan dikerjakan dengan menggunakan detektor semikonduktor High Pure Germanium (HPGe) jenis koaksial (resolusi Full Width at Half Maximum (FWHM)- 1,9 keV pada Ey 1332 keV, efisiensi 18%, rasio puncak terhadap Compton-44) yang digabung dengan MCA.
Logam berat dalam cuplikan air Sungai Ciliwung yang terdeteksi oleh metode AAN antara lain: Ag, As, Ba, Co, Cu, Fe, Hg, Mn, V, dan Zn. Kadar Ag berkisar antara 14,9 µg/L sampai dengan 55,5 µg/L, kadar As berkisar antara 11,4 µg/L hingga 128,9 µg/L, dan kadar Fe berkisar antara 129,2 µg/L hingga 472,0 µg/L. Sedangkan kandungan logam berat Hg dalam cuplikan berkisar antara 5,9 µg/L sampai dengan 16,4 µg/L, kadar Mn berkisar antara 21,0 µg/L hingga 1953,6 µg/L, dan kadar Zn berada dalam kisaran 8,4 µg/L hingga 36,8 µg/L. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI no. 20 tahun 1990, logam berat yang telah melebihi batas ambang untuk kategori A adalah Ag, Fe, Hg, dan Mn. Logam berat As, Fe, Hg, dan Mn kandungannya sudah melebihi batas toleransi untuk kategori B, sedangkan logam berat yang sudah mencemari lingkungan air menurut kategori C adalah Fe, Hg, dan Zn. Dan berdasarkan kategori D, kandungan logam berat Fe dan Hg dalam air Sungai Ciliwung sudah melebihi batas ambang.
Collections
- UT - Chemistry [2034]