Reduksi artemisin dengan NaBH4 daan metilasi produk dengan diazometana
View/ Open
Date
2000Author
Wibowo, Jan Permana
Nur, M. Anwar
Sagita, Purwantiningsih
Metadata
Show full item recordAbstract
Malaria, paludisme, demam intermitens, panas dingin, demam Roma, demam Chagres, demam rawa, demam tropik, demam pantai, dan "ague" adalah istilah untuk penyakit mematikan yang membayangi setiap manusia di bumi ini. Data WHO menunjukkan bahwa ± 270 juta manusia setiap tahunnya menderita penyakit ini dan diperkirakan 2 sampai 3 juta orang meninggal. Ada dua cara yang biasa ditempuh untuk menanggulangi penyakit malaria. Pertama dengan membunuh vektornya, misalnya penyemprotan DDT, dan
kedua, membunuh parasitnya dengan obat-obat antimalaria, seperti artemisinin. Artemisinin mudah sekali terurai dalam darah dan memiliki aktivitas oral yang rendah. Aplikasi klinis artemisinin sangat sulit karena kelarutannya yang rendah dalam pelarut air dan minyak. Jika artemisinin direduksi dengan reduktor lembut NaBH4, gugus karbonil pada Cio berubah menjadi gugus hidroksil. Metilasi gugus hidroksil akan menghasilkan turunan eter (artemeter) yang memiliki aktivitas lebih tinggi dari artemisinin.
Sintesis eter melalui metilasi hidroksil dengan boron trifluorida menghasilkan 32 derivat eter, yang didalamnya terdapat epimer artemeter sebagai produk minor. Metilasi yang lebih kuantitatif dan selektif dapat dicapai dengan diazometana. Metilasi dengan diazometana tidak menghasilkan produk samping yang banyak. Molekul target (artemeter) yang dihasilkan dapat merupakan produk mayor.
Hidroborasi artemisinin menghasilkan kristal 2 yang diidentifikasi sebagai dihidroartemisinin (t.1. 151- 153°C). TLC-nya terdiri dari 1 noda bulat dengan Rf 0.24. Spektrum GC pada GC-MS menunjukkan dihidroartemisinin sintesis (tr 17.421 menit) masih terkotori oleh artemisinin sisa (tr 15.771 menit). Pola fragmentasi artemisinin sisa, mirip dengan pola fragmentasi artemisinin standar. Tingkat kemurnian kristal yang didapat ialah 90%.
Diazotisasi dengan waktu kontak 1 jam, 8 jam, dan 18 jam tidak mengubah dihidroartemisinin menjadi molekul target. Sedangkan waktu kontak 36 jam akan mengubah dihidroartemisinin menjadi senyawa 8. Senyawa ini terdiri dari dihidroartemisinin sisa (Rf 0.26), senyawa target (Rf 0.78), dan senyawa dengan konsentrasi terbesar, hasil reaksi pesaing, artemisinin (Rf 0.85).
Collections
- UT - Chemistry [2037]