Perencanaan lansekap kawasan wisata budaya Taman Tirta Gangga Bali
View/ Open
Date
1997Author
Damayanti, Vera Dian
Nurisyah, Siti
Pramukanto, Qodarian
Metadata
Show full item recordAbstract
Wisata budaya merupakan salah satu jenis wisata utama di Bali yang ditunjang
dengan banyaknya obyek-obyek wisata bernilai sejarah dan kehidupan sosial-budaya
penduduknya yang khas. Bertambahnya jumlah wisatawan ke Pulau Bali setiap
tahunnya diikuti dengan meningkatnya kegiatan kepariwisataan di sekitar obyek-obyek wisata tersebut, termasuk didalamnya yaitu pembangunan sarana
wisata.
Pengembangan fasilitas yang tidak terencana dengan baik dapat menyebabkan
menurunnya kualitas lansekap area wisata tersebut, sebagai akibat dari kerusakan yang ditimbulkan dari meningkatnya kegiatan wisata yang tidak terkendali. Dengan
perencanaan penataan lansekap di sekitar obyek wisata terutama dianalisis dari tata ruangnya, diharapkan keberadaan obyek wisata tersebut secara fisik maupun sosial-budaya, dapat terjaga dan lestari.
Studi ini bertujuan untuk menyusun rencana lansekap kawasan wisata Taman Tirta Gangga (TTG) melalui penataan ruang dan berbagai elemen lansekap, agar nilai sejarahnya terjaga, serta fungsi sosial-budaya dan rekreasi dapat berlangsung dengan baik didalamnya. Lokasi studi berada di obyek wisata TTG, Kabupaten Karangasem, Bali. Tapak meliputi obyek utama TTG beserta daerah penunjang di bagian depan TTG, dengan batas perencanaan mencakup kawasan disekitarnya berupa persawahan dan perbukitan yang merupakan bagian dari karakter lansekap tapak dan mempengaruhi keberadaan kelestarian tapak.
Metode perencanaan mengikuti Proses Berpikir Lengkap dalam Merencana
dan Melaksana dalam Arsitektur Lansekap yang dikemukakan oleh Rachman (1984),
dimana studi dibatasi hingga tahap perencanaan, dengan tahapan pengumpulan data, analisis, sintesis, konsepsi, dan perencanaan. Data yang dikumpulkan meliputi data mempengaruhi debit mata air Tirta Gangga. Mata air Tirta Gangga tidak hanya mengairi kolam-kolam dalam taman tetapi juga menjadi sumber air irigasi dan air bersih bagi penduduk Karangasem Selatan sehingga perlu dijaga kelestariannya. Persawahan penting untuk dikonservasi karena persawahan merupakan potensi visual bagi TTG. Dengan pertimbangan tersebut maka pada analisis aspek biofisik, obyek utama Tirta Gangga, perbukitan, dan persawahan perlu untuk dipertahankan
Hasil analisis membagi ruang pada kawasan, terdiri dari ruang inti yaitu obyek utama TTG, dan ruang penunjang di sekitar ruang inti. Ruang penunjang terbagi atas tiga sub-ruang, yaitu penunjang rekreasi, hidrologi, dan visual, yang mendukung keberadaan Tirta Gangga Sub-ruang penunjang rekreasi memiliki fungsi penerima, pelayanan, dan transisi, terdiri dari berbagai fasilitas yang dibutuhkan oleh pengunjung taman. Sub-ruang penunjang hidrologi meliputi daerah perbukitan yang merupakan daerah tangkapan air sehingga perlu dikonservasi untuk menjaga tata air tanah pada kawasan. Sedangkan sub-ruang penunjang visual mencakup persawahan di sekitar taman yang merupakan potensi visual kawasan tersebut.
Konsep lansekap Taman Tirta Gangga yaitu sebagai area wisata bernilai sejarah dengan unsur air sebagai elemen utama, terletak diantara persawahan, dan keberadaannya dipengaruhi oleh aspek sosial-budaya, kondisi biofisik, dan penggunanya. Konsep tersebut dikembangkan dalam konsep tata ruang, sirkulasi, dan tata hijau, yang menjadi pedoman pada tahap perencanaan...
