dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh BAP dan IAA serta air kelapa pada beberapa taraf konsentrasi tertentu terhadap pertumbuhan tanaman snapdragon (Antirrhinum majus) secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium kultur jaringan Budi Daya Pertanian IPB, pada bulan April sampai Oktober 2000.
Percobaan yang dilakukan merupakan percobaan faktorial dua faktor yang disusun dalam rancangan lingkungan acak lengkap. Faktor pertama adalah air kelapa dengan tiga tarať konsentrasi yaitu 0%, 25%, dan 50%. Faktor kedua adalah zat pengatur tumbuh BAP+IAA dengan dua taraf yaitu BAP 0 mg/l+IAA 0 mg/l dan BAP 0.5 mg/l+IAA 0.1 mg/l. Setiap perlakuan diulang sepuluh kali serta setiap botol kultur berisi dua tanaman. Bahan tanaman yang digunakan adalah pucuk snapdragon steril.
Peubah yang diamati meliputi persentase kontaminasi, persentase eksplan yang mati dan berkalus, persentase eksplan yang mengalami multiplikasi, jumlah tunas yang dihasilkan per kultur, tinggi tanaman tertinggi, jumlah daun per kultur, dan jumlah akar.
Keadaan kultur pada umumnya baik bila dilihat dari rendahnya kontaminasi yang terjadi serta kematian eksplan yang cukup rendah. Kultur telah menunjukkan pertumbuhan pada umur 7 hari setelah tanam.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa tunas adventif dapat terbentuk pada
eksplan dengan perlakuan air kelapa semua konsentrasi dikombinasi dengan zat
pengatur tumbuh BAP 0.5 mg/l+IAA 0.1 mg/l. Tunas adventif terbentuk pada
pangkal tunas. Konsentrasi air kelapa yang memberikan pengaruh terbaik pada
pertumbuhan tunas pada tahap inisiasi dan subkultur 2 adalah pada konsentrasi
25% dan konsentrasi 0% pada subkultur 1. Konsentrasi air kelapa 25% yang
dikombinasi dengan ZPT BAP 0.5 mg.1+IAA 0.1 mg/l merupakan kombinasi..dst | id |