Pengukuran akurasi tematik citra alos pada pemetaan terumbu karang dan padang lamun di Perairan Pulau Pari dan Pulau Bokor
View/ Open
Date
2010Author
Gultom, Iqbal Suhaemi
Agus, Syamsul Bahri
Arhatin, Risti Endriani
Metadata
Show full item recordAbstract
Perhitungan akurasi penting untuk dilakukan untuk mengetahui seberapa baik kualitas peta yang dihasilkan, mengetahui tingkat dan sumber kesalahan sebuah teknik klasifikasi sehingga perbaikan dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas peta dan membandingkan beberapa teknik. Selain itu nilai akurasi juga memberi informasi bagi pengguna tentang seberapa jauh peta yang dihasilkan dapat digunakan sehingga tidak salah dalam mengambil keputusan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan nilai akurasi tematik citra Advance Land Observing Satellite (ALOS) untuk pemetaan terumbu karang dan padang lamun di Pulau Pari dan Pulau Bokor dengan pengelasan berdasarkan penelitian Kobayashi dan Ogawa (2008) dan klasifikasi tidak terbimbing (unsupervised).
Pengelasan berdasarkan Kobayashi dan Ogawa (2008) dibatasi hanya pada kelas terumbu karang. Klasifikasi tidak terbimbing dilakukan dengan mengkelaskan nilai digital hasil transformasi dengan nilai standar deviasi 2 dan pengulangan hitungan sebanyak 500 kali. Berikutnya dilakukan survei lapang untuk perhitungan nilai akurasi dengan teknik nonprobability sampling jenis quota sampling. Jumlah titik sampling sebanyak 77 titik di perairan Pulau Pari dan 55 titik di Pulau Bokor. Perhitungan nilai akurasi selanjutnya dilakukan dengan matriks kontingensi. Komponen perhitungan mencakup nilai overall accuracy (OA), user accuracy (UA), producer accuracy (PA), koefisien kappa (κ) dan koefisien tau.
Hasil perhitungan akurasi di perairan Pulau Pari menunjukkan nilai OA sebesar 79,22% untuk pengelasan berdasarkan Kobayashi dan Ogawa (2008) dan 66,24% untuk klasifikasi tidak terbimbing, sedangkan di perairan Pulau Bokor menunjukkan OA pengelasan berdasarkan Kobayashi dan Ogawa (2008) sebesar 51,85% dan klasifikasi tidak terbimbing sebesar 53,70%. Kualitas peta pengelasan berdasarkan Kobayashi dan Ogawa (2008) di perairan Pulau Pari memiliki kategori buruk (κ = 0,34) dan kategori sedang untuk klasifikasi tidak terbimbing (κ = 0,46). Sementara di perairan Pulau Bokor menunjukkan pengelasan berdasarkan Kobayashi dan Ogawa (2008) (κ = 0,08) dan klasifikasi tidak terbimbing (κ = 0,11) berkategori buruk. Perbandingan dua metode melalui uji Z terhadap nilai koefisien tau menunjukkan bahwa klasifikasi tidak terbimbing lebih baik dibanding pengelasan berdasarkan Kobayashi dan Ogawa (2008) pada pemetaan karang dan padang lamun di Pulau Pari (Z =1,72). Sementara uji Z koefisien tau di perairan Pulau Bokor menunjukkan kedua metode yang berbeda tidak memiliki perbedaan yang nyata (Z = 0,20). Ketidaktepatan pemetaan bisa disebabkan oleh beberapa hal yaitu gangguan kolom air dan atmosfer yang belum sepenuhnya dapat dihilangkan, ketidakhomogenan kualitas air yang menyebabkan sifat optik objek yang sama terekam berbeda dan batas ekologi (daerah sebuah habitat) bukan sebuah garis, melainkan degradasi yang bisa memunculkan kesalahan.