Pemetaan kawasan laut dan pesisir labuan Banten dengan menggunakan citra satelit resolusi tinggi formosat 2
View/ Open
Date
2010Author
Ksatrya, Synthesa Prima Yoga
Agus, Syamsul Bahri
Siregar, Vincentius P.
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan land use di daerah pesisir
Labuan dan kedalaman perairan di bagian barat daerah Labuan, Pandeglang
Banten. Pengambilan data lapang ini dilakukan pada Agustus 2007. Data – data
yang diambil yaitu berupa data verifikasi titik sampel serta data kedalaman
perairan. Citra yang digunakan dalam penelitian ini yaitu citra satelit
FORMOSAT 2 daerah Labuan yang diakuisisi pada tangggal 9 Agustus 2007.
Pada daerah Labuan terdapat 10 kelas hasil klasifikasi yang diperoleh
dengan mengacu pada verifikasi hasil lapang dan Peta Lingkungan Pantai
Indonesia daerah Labuan skala 1 : 50000. Kelas – kelas yang dihasilkan adalah :
terumbu karang, lamun, mangrove, hutan, sawah, kebun, ladang, tegalan, semak
dan pemukiman. Kelas yang memiliki luasan terbesar adalah kelas hutan dengan
luas 4997,6480 Ha sedangkan yang memiliki luasan terkecil adalah kelas semak
dengan luas 47,0550 Ha. Untuk pengujian tingkat akurasi citra dilakukan dengan
metode confusion matrix. Metode yang digunakan untuk memetakan kedalaman
perairan adalah metode Nearest Neighbor Interpolation. Titik – titik yang
digunakan dalam proses interpolasi berasal dari data lapang dan dijitasi kontur
bathymetri Peta LPI Labuan. Dengan menggunakan metode Equal Interval
Method dihasilkan 14 kelas kedalaman dengan selang 5 m.
Hasil dari confusion matrix menunjukkan kelas terumbu karang, lamun,
mangrove, dan hutan memiliki nilai persentasi producer’s accuracy dan user’s
accuracy yang sama. Kelas kebun, semak dan tegalan memiliki nilai producer’s
accuracy yang lebih besar dari nilai user’s accuracy. Kelas sawah dan ladang
memiliki nilai producer’s accuracy yang lebih kecil dari user’s accuracy.
Perbedaan nilai persentase antara producer’s accuracy dan user’s accuracy
disebabkan oleh terjadinya spectral confusion di antara kelas – kelas land use.
Spectral confusion ini terjadi ketika dua atau lebih kelas land use memiliki
karakteristik spektral yang mirip. Hasil klasifikasi menunjukkan nilai overall
accuracy sebesar 80,45 persen yang dinilai cukup baik sedangkan koefisien
Kappa yang diperoleh menunjukkan nilai 0,78 yang dimasukkan ke dalam
kategori penting atau substansial.
Kedalaman perairan Labuan berkisar antara 0 – 70 m yang tersebar dari
pesisir Labuan hingga menuju Selat Sunda. Kedalaman perairan meningkat
seiring dengan bertambahnya jarak dari garis pantai. Pada daerah Tanjung Lesung
kedalaman perairannya berkisar antara 0 – 10 m sedangkan pada Pulau
Luwungan dikelilingi oleh perairan yang memiliki kedalaman 5 – 15 m. Pulau
Popole yang terletak di utara pesisir Labuan mempunyai kedalaman perairan
dengan kisaran 0 – 10 m. Kedalaman perairan meningkat ke arah Selat Sunda
hingga mencapai 70 m..