Pengelolaan Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Kakap Merah yang Didaratkan di Bangka Selatan
View/ Open
Date
2014Author
Mattasari, Poetry Regya
Diniah
Yusfiandayani, Roza
Metadata
Show full item recordAbstract
Produksi kakap merah di Bangka Selatan pada tahun 2001-2009 berfluktuasi, sehingga perlu diketahui angka potensinya agar tidak terjadi overfishing, baik secara biologi maupun ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unit penangkapan ikan kakap merah dan produktivitasnya di Bangka Selatan, serta pengelolaan pemanfaatan sumberdaya kakap merah yang optimal. Analisis data menggunakan analisis teknik, bio-teknik dengan pendekatan model Algoritma Fox, serta bio-ekonomi. Penelitian ini menggunakan studi kasus, dengan kasusnya adalah pemanfaatan sumberdaya kakap merah yang didaratkan di Bangka Selatan. Unit penangkapan ikan kakap merah di Bangka Selatan adalah pancing ulur dan rawai dasar. Hasil tangkapan kakap merah dari pancing ulur dan rawai dasar berjumlah 51,67 kg dan 41,74 kg. Musim puncak berlangsung pada bulan November-Januari. Produktivitas pancing ulur adalah 3,49 ton/unit/tahun, sedangkan produktivitas rawai dasar adalah 2,34 ton/unit/tahun. Berdasarkan estimasi parameter biologi diketahui bahwa laju pertumbuhan intrinsik (r) 1,05 ton per tahun, koefisien penangkapan (q) 0,000007 ton per trip dan daya dukung lingkungan (K) 56.742,06 ton per tahun. Analisis bio-ekonomi statis terhadap pemanfaatan sumberdaya kakap merah menggunakan pendekatan model estimasi Algoritma Fox. Model ini menyatakan bahwa pada MSY, kondisi biomass ikan (x) sebesar 28.371,03 ton per tahun, produksi (h) optimal 14.844,01 ton per tahun, effort (E) 80.059,52 trip per tahun dan rente ekonomi (π) sebesar Rp346.415.173.698,64 per tahun. Biomassa ikan kakap merah (x) pada kondisi MEY sebesar 29.314,63 ton per tahun, produksi sebesar 14.827,59 ton per tahun, effort sebesar 77.396,8 trip per tahun dan rente ekonomi sebesar Rp346.825.676.132, 56 per tahun. Kondisi aktual menunjukan bahwa produksi sebesar 911,22 ton per tahun, effort sebesar 39.756 trip per tahun dan rente ekonomi sebesar Rp10.522.369.814,22 per tahun. Perhitungan tersebut mengindikasikan bahwa pemanfaatan sumberdaya kakap merah di Bangka Selatan belum mengalami overfishing baik secara biologi maupun ekonomi.