Identifikasi perubahan garis pantai di pesisir Teluk Jakarta dengan menggunakan citra SPOT 2003 dan ALOS 2008
View/ Open
Date
2010Author
Pratama, Dharmawan Irsha
Nurjaya, I Wayan
Agus, Syamsul Bahri
Metadata
Show full item recordAbstract
Pantai merupakan daerah daratan yang berbatasan langsung dengan lautan.
Garis pantai merupakan garis yang terbentuk antara daratan pantai dengan lautan.
Perubahan garis pantai dapat disebabkan oleh suplai sedimen yang tinggi dan
pengaruh gelombang energi yang besar. Perubahan garis pantai akibat
sedimentasi menimbulkan masalah, yaitu meluasnya daratan, pendangkalan alur
dan kolam pelabuhan, pendangkalan muara yang dapat mengakibatkan banjir di
sekitar muara pada waktu debit air dari sungai tinggi atau terjadi banjir di hulu
sungai. Abrasi juga dapat menyebabkan dampak yang buruk terhadap kehidupan
manusia di lingkungan pantai. Pemukiman nelayan yang didirikan di tepi pantai
sering kali hancur akibat abrasi pantai. Begitu juga bangunan-bangunan pantai
dan sarana pariwisata di pantai dapat mengalami kehancuran akibat abrasi pantai.
Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung perubaan garis pantai pada wilayah
pesisir muara sungai Cisadane dengan memanfaatkan data penginderaan jauh
menggunakan data citra SPOT 2003 dan ALOS 2008 di pesisir Teluk Jakarta pada
koordinat 5º57’11,57” LS - 6º8’15,03 LS dan 106º33’50,11” BT -
106º50’54,22” BT.
Perubahan garis pantai yang terjadi di pesisir Cisadane dominan disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu angin, gelombang, pasang surut dan curah hujan. Di
beberapa wilayah pantai pesisir Cisadane mangalami proses akresi dan erosi.
Terlihat dari hasil digitasi menggunakan citra SPOT dan ALOS.
Pada daerah teluk hanya mengalami proses akresi, proses ini menyebabkan
daratan di daerah tersebut bertambah sebesar 97,711 Ha selama 5 tahun. Pada
daerah muara sungai mengalami dua proses, yaitu akresi dan abrasi. Kedua
proses tersebut menyebabkan perubahan luas daratan dan lautan di muara sungai,
proses abrasi menyebabkan daratan berkurang sebesar 24,761 Ha selama 5 tahun
dan proses akresi menyebabkan daratan bertambah sebesar 50,197 Ha selama 5
tahun. Proses perubahan garis pantai yang terjadi pada daerah semenanjung
mengalami dua proses, yaitu akresi dan abrasi, dimana proses akresi
meningkatkan luas daratan hingga sebesar 18,593 Ha selama 5 tahun dan proses
abrasi menurunkan luas daratan hingga sebesar 15.767 Ha selama 5 tahun…