Show simple item record

dc.contributor.advisorAnggraeni, Lukytawati
dc.contributor.authorRitonga, Fitria Panduwinata
dc.date.accessioned2023-11-07T07:52:20Z
dc.date.available2023-11-07T07:52:20Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131037
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan menganalisis sejauh mana peranan sektor kelapa sawit dalam pembangunan ekonomi Provinsi Riau, menganalisis keterkaitan antara sektor kelapa sawit dengan sektor-sektor lainnya dalam perekonomian Provinsi Riau, menganalisis efek multiplier output dan pendapatan sektor kelapa sawit dalam perekonomian Provinsi Riau, dan menganalisis pengelompokan sektor-sektor di Provinsi Riau dalam keterkaitan dengan sektor-sektor dan dampak multiplier. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari Tabel Input-Output Provinsi Riau tahun 2001, klasifikasi 56 sektor yang diagregasi menjadi 20 sektor. Analisis yang dilakukan meliputi analisis keterkaitan, analisis multiplier, dan analisis Biplot. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang diambil dari berbagai sumber. Sumber data diperoleh dari: 1) Badan Pusat Statistik, 2) Jurnal, 3) Publikasi beberapa penelitian terdahulu dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan penyerap tenaga kerja terbesar di Provinsi Riau pada tahun 2009, 2010, dan 2011 dengan kontribusi 45.90, 43.90, dan 43.70 persen, termasuk sektor kelapa sawit. Nilai tersebut berdampak positif untuk mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Sektor pertanian juga merupakan penyumbang PDRB Provinsi Riau kedua terbesar, yaitu sebesar 14.60 persen, yang berarti bahwa sektor pertanian memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Provinsi Riau. Sektor kelapa sawit memiliki nilai Indeks Keterkaitan Ke Belakang (IKKB) lebih besar di bandingkan nilai Indeks Keterkaitan Ke Depan (IKKD) dengan nilai 0.02 dan 1.06. Nilai IKKD memiliki arti bahwa apabila terjadi peningkatan pada permintaan akhir sebesar Rp. 1 juta, maka output sektor kelapa sawit yang dijual atau dialokasikan ke sektor lainnya termasuk sektor kelapa sawit itu sendiri akan mengalami peningkatan sebesar Rp. 0.02 juta dan nilai IKKB memiliki arti bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar Rp. 1 juta, maka sektor kelapa sawit akan meningkatkan permintaan inputnya terhadap sektor lainnya termasuk sektor kelapa sawit itu sendiri sebesar Rp. 1.06 juta. Nilai multiplier output sebesar 1.22, nilai tersebut dapat diartikan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar Rp. 1 juta, maka output pada sektor-sektor lainnya akan meningkat sebesar Rp. 1.22 juta, sementara itu nilai multiplier pendapatan 1.00, dapat berarti bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor kelapa sawit sebesar Rp. 1 juta, maka akan meningkatkan pendapatan di semua sektor perekonomian sebesar Rp. 1.00 juta. Sektor kelapa sawit termasuk kelompok ketiga dalam analisis Biplot yang berarti bahwa sektor kelapa sawit memiliki nilai Indeks Keterkaitan Ke Belakang (IKKB), Indeks Keterkaitan Ke Depan (IKKD), Multiplier (MP), Multiplier (MO) yang rendah. Untuk meningkatkan keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya, Provinsi Riau hendaknya meningkatkan industri pengolahan yang menggunakan output sektor kelapa sawit sebagai input dari produksinya, sehingga peran sektor pertanian akan meningkat dalam peranan meningkatkan perekonomian Provinsi Riau.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcEconomics and Development Studies - Economics and Development Studiesid
dc.titlePeranan Sektor Kelapa Sawit dalam Pembangunan Ekonomi Provinsi Riauid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordPalm Oilid
dc.subject.keywordEconomic Growthid
dc.subject.keywordAnality Input Outputid
dc.subject.keywordAnality Biplotid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record