Deteksi Keberadaan Gas Dalam Sedimen Dengan Metode Akustik di Perairan Sampang dan Sekitarnya, Madura
View/ Open
Date
2005Author
Nurman, Yulia Fitri
Jaya, Indra
Pujiyati, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Sampang dan sekitarnya, Provinsi Jawa Timur. Pengambilan data rekaman seismik dilaksanakan pada tanggal 15-19 Agustus 2004, sedangkan data geologi kelautan (data pendukung) dilakukan pada tanggal 20 Agustus - 4 September 2004. Luas daerah penelitian adalah 843.04 km dan secara geografis terletak pada koordinat 7° 17' 5.39" 7° 6' 47.42"LS dan 113 7 19.44"-113' 31' 36.78"BT.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan gas dan sebaran gas metana dalam sedimen laut dangkal dengan metode akustik dari hasil rekaman seismik pantul dangkal, melihat kandungan gas dan identifikasi gas metana dari hasil analisis gas chromatography, serta melihat hubungan antara konsentrasi gas metana dan kandungan bakteri metanogenik dalam sedimen.
Hasil interpretasi rekaman seismik pantul dangkal memperlihatkan bahwa daerah perairan Sampang-Pamekasan, dapat dibedakan atas 3 sekuen yaitu sekuen 1, 2 dan 3. Sedimen bermuatan gas dijumpai di beberapa lintasan berupa acoustic blanking zone, acoustic turbidity, acoustic curtain, dan acoustic colomn yang mengindikasikan adanya rembesan gas atau adanya gelembung udara dalam sedimen.
Pemboran dilakukan pada dua lokasi yaitu pemboran 1 (BH-1) pada koordinat 113 29 15.50" BT-07 13 37.4", sedangkan pemboran 2 (BH-2) pada koordinat
113 08' 50.30" BT- 07 12' 56.30" LS. Inti pemboran sepanjang 60.5 meter.
Hasil analisis kromatografi gas pada sedimen dasar laut di kedua lokasi BH-1 dan BH-2, memperlihatkan keberadaan gas metana (C1), serta gas etana (C2), propana(C3), butana (C4), isobutana (iC4), dan isopentana (iC5. Identifikasi bakteri metanogen pada contoh sedimen hasil pemboran (BH-1 dan BH-2) dijumpai 12 spesies bakteri metanogenik yang berasal dari 8 genus, yaitu Methanosarcina barkeri, Methanosarcina frisia, Methanobacterium uliginosum,
Methanobacterium wolfei, Methanolobus tindarius, Methanolobus palustre, Methanolobus tindarius, Methanococcus vannielli, Methanobrevibacter ruminantium, Methanospirillum hungatel, Methanogentum cariaci, dan Methanoplanus endosymbiosus.
Pada lokasi pemboran BII-1, kandungan bakteri terbanyak terdapat pada kedalaman 20 meter (3,320 103 sel/gram), yaitu Methanobrevibacter ruminantium, sedangkan gas metana dijumpai dominan mulai kedalaman 21 - 47.48 meter dimana nilai konsentrasi maksimum gas metana adalah sebesar 179,542.9896 ppm (42.9m). Secara umum pada lokasi pemboran BH-2. kandungan bakteri metanogenik tertinggi ditemukan pada kedalaman 42.5 meter (2,880x103sel/gram), yaitu Methanobrevibacter ruminantium, dengan konsentrasi gas metana baru meningkat pada kedalaman 43.5 meter (15931.32 ppm). Namun
demikian tidak terlihat adanya hubungan antara jumlah bakteri metanogenik dengan kandungan konsentrasi gas metana baik pada BH-1 maupun BH-2.