dc.description.abstract | Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat kemasakan dan metode pengeringan terhadap viabilitas dan dormansi benih dan mencari metode pengeringan yang tepat agar dihasilkan viabilitas benih yang tinggi.
Penelitian ini dilakukan mulai bulan September 1996 sampai bulan Juli 1997, bertempat di kebun percobaan dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB, Leuwikopo.
Percobaan ini disusun secara faktorial menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor yaitu tingkat kemasakan benih dan metode pengeringan. Tingkat kemasakan terdiri dari tiga taraf yaitu saat tanaman berumur 100 hari setelah tanam (HST) (MI), 105 HST (M2) dan 110 HST (M3). Metode pengeringan yang digunakan adalah kering angin (P1), menggunakan silica gel (P2), sinar matahari (M3) dan dryer (P4), serta benih tanpa pengeringan sebagai kontrol (PO). Parameter yang diamati adalah viabilitas benih dengan tolok ukur daya berkecambah, berat kering kecambah total, bobot 1000 butir benih dan potensi tumbuh maksimum, sedangkan untuk parameter vigor, tolok ukur yang diamati adalah kecepatan tumbuh dan keserempakan tumbuh. Selain itu dilakukan pula pengamatan terhadap kadar air benih dan jumlah benih keras pada akhir pengamatan.
Tingkat kemasakan berpengaruh terhadap vigor kekuatan tumbuh dengan tolok ukur kecepatan tumbuh dan kesempakan tumbuh. Metode pengeringan dengan menggunakan silica gel menunjukkan viabilitas dan vigor kekuatan tumbuh yang lebih baik dan nilai potensi tumbuh maksimum yang tinggi. Pada tingkat kemasakan 100 HST dan pengeringan dengan menggunakan silica gel menunjukkan viabilitas dan vigor yang lebih baik dan tidak berbeda nyata dengan benih yang dikeringkan dengan menggunakan dryer.
Metode pengeringan yang paling efektif pada musim penghujan adalah pengeringan dengan menggunakan dryer. Daya berkecambah dan berat kering kecambah total lebih tinggi bila dibandingkan dengan metode pengeringan yang lain. Kecepatan tumbuh benih yang dimiliki oleh benih yang dikeringkan dengan dryer lebih tinggi. Metode pengeringan ini pun dapat menyebabkan jumlah benih keras yang lebih sedikit... | id |