Perubahan struktur tenaga kerja dan ketercapaian turning point di Indonesia
View/ Open
Date
2023-08-08Author
Hubbansyah, Aulia Keiko
Hakim, Dedi Budiman, Sri, Widyastutik Hartoyo
Metadata
Show full item recordAbstract
Sebagai kawasan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan
berkelanjutan, Indonesia bertransformasi menjadi negara industrial dan jasa. Hal ini
mendorong terjadinya perpindahan pemusatan kegiatan ekonomi dan tenaga kerja,
dari sektor pertanian ke non-pertanian, baik industri maupun jasa. Perpindahan
pemusatan kegiatan ekonomi ke sektor non-pertanian dapat dilihat dari peningkatan
kontribusi sektor non-pertanian terhadap perekonomian, yang diikuti dengan
penurunan kontribusi dari sektor pertanian di Indonesia. Kontribusi output sektoral
pertanian terus turun dari 26.9% pada 1980 menjadi 13.3% pada 2020. Sementara
pada saat yang sama, kontribusi output sektor non-pertanian (meliputi industri dan
jasa) meningkat dari 73.1% menjadi 86.7%. Seperti yang terjadi di negara-negara
maju, proses transformasi ekonomi di Indonesia juga dicirikan dengan turunnya
peran sektor pertanian, dan meningkatnya peran sektor industri dan jasa di dalam
perekonomian.
Berbeda dengan sejumlah penelitian sebelumnya yang lebih fokus pada
analisis atas pola perubahan struktural dan dampaknya terhadap kemiskinan dan
ketimpangan sektoral, studi ini lebih menekankan pada pembahasan mengenai
ketercapaian kondisi turning point, yang menjadi salah satu tesis penting dalam
kerangka analisis transformasi struktural, sebagaimana yang dirumuskan oleh
Lewis. Tesis ini menerangkan ada surplus tenaga kerja di sektor pertanian yang
mengakibatkan produktivitas marjinal (marginal productivity) tenaga kerja sektor
pertanian sangat kecil (mendekati nol), yang oleh Lewis disebut disguised
unemployment. Disguised unemployment merujuk pada situasi di mana seseorang
terlihat bekerja, tetapi sebenarnya kontribusi produktivitas mereka terhadap output
sangat kecil, atau bahkan tidak ada. Disguised unemployment ini sering kali terjadi
dalam sektor pertanian di negara-negara berkembang. Dalam sektor pertanian
tradisional, keluarga yang memiliki lahan pertanian umumnya mempekerjakan
seluruh anggota keluarga, termasuk mereka yang sebenarnya tidak dibutuhkan
untuk memperoleh hasil pertanian yang optimal. Oleh karena itu, meski terlihat
bekerja, tetapi efisiensi produksi sebenarnya tidak meningkat karena tambahan
pekerja relatif tidak memberi kontribusi.
Penelitian ini memiliki enam tujuan, yakni (1) mengidentifikasi kondisi LTP
dan alokasi tenaga kerja optimal sektor pertanian; (2) menganalisis dampak teknologi terhadap penggunaan input sektor pertanian; (3) mengidentifikasi dekomposisi
pertumbuhan sektoral (pertanian dan non-pertanian); (4) menganalisis dampak realokasi tenaga kerja sektoral terhadap tingkat produktivitas, baik within dan between,
di Indonesia; (5) menganalisis faktor determinan yang mempengaruhi pangsa tenaga kerja sektor pertanian di Indonesia; (6) menganalisis dampak perubahan struktur
tenaga kerja terhadap ketimpangan dan kemiskinan pada negara di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari berbagai lembaga,
antara lain Bank Dunia, Food Agricultural Organization (FAO), dan UNCTAD.
Data yang dikumpulkan adalah time series selama periode 1980 – 2020. ...