Keragaan tujuh kentang transgenik coat protein kultivar Atlantik melalui daya regenerasi dan pengumbian mikro secara in vitro
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mempelajari keragaan tujuh kentang transgenik coat protein kultivar Atlantik melalui daya regenerasi dan kemampuan produksinya secara in vitro. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler dan Selular Tanaman, Pusat Antar Universitas IPB, Darmaga, Bogor mulai bulan Januari 1996 sampai Agustus 1996.
Penelitian ini terdiri dari dua percobaan yang terpisah. Percobaan pertama ada- lah percobaan regenerasi kultivar kentang transgenik dan yang kedua ialah percobaan pengumbian mikro tujuh kentang transgenik kultivar Atlantik. Kedua percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dimana percobaan regenerasi terdiri dari dua faktor yaitu faktor media regenerasi ada 2 (MI dan M2) dan faktor kultivar jenis kentang transgenik ada 7 (V1, V2, V3, V4, V5, V6, V7) Sebagai faktor pem- banding/kontrol digunakan kulltivar Atlantik non-transgenik (VO). Percobaan regene- rasi terdapat 16 perlakuan dengan masing-masing perlakuan terdiri dari 15 ulangan Sedangkan percobaan pengumbian mikro terdiri dari satu faktor yaitu kultivar kentang transgenik, jadi terdapat B perlakuan (termasuk kontrol) dengan masing-masing per- lakuan diulang sebanyak 7 kali.
Media regenerasi berbeda dalam jenis zat pengatur tumbuh yang digunakan Media regenerasi MI mempunyai komposisi 21-P 2 mg/l, GA, 0.1 mg/l dan NAA 0.01 mg/l Sedangkan media regenerasi M2 terdiri dari kinetin 5 mg/l, IAA 1 mg/l dan paclobutrazol 0.001 mg/l.
Jenis media regenerasi dan kentang transgenik yang digunakan mempengaruhi daya regenerasi dan pengumbian mikro tanaman. Media regenerasi M1 memberikan regenerasi yang berbeda nyata dibandingkan dengan media M2. Kalus yang terbentuk, jumlah tunas adventif dan akar yang dihasilkan pada media MI jauh lebih baik di- bandingkan media M2. Media M2 memperlihatkan pertumbuhan dan regenerasi yang terhambat pada eksplan, sehingga sampai akhir pengamatan, tanaman belum mampu menghasilkan akar dan tunas adventif yang dihasilkan sangat sedikit.
Pada media MI, kultivar kentang transgenik yang digunakan tidak berbeda nyata dengan tanaman kontrol pada rata-rata jumlah kalus, jumlah tunas dan akar Kultivar VI memiliki kemampuan yang rendah untuk menghasilkan tunas dan akar yang terbentuk pada media MI.
Media M2 mampu merangsang terbentuknya kalus pada eksplan. Pada media ini, kultivar V3 memiliki kemampuan regenerasi yang lebih baik daripada kultivar transgenik lainnya dalam menghasilkan tunas adventif
Terdapat interaksi antara kultivar kentang transgenik dan media regenerasi yang digunakan. Pada media M1, kultivar V5, V6 dan V7 menunjukkan kemampuan regenerasi yang lebih baik dibandingkan kultivar kontrol, sedangkan pada media M2 kemampuan regenerasi terbaik terdapat pada kultivar V3.
Untuk percobaan pengumbian mikro, kemampuan kultivar V5 dalam member- tuk umbi mikro lebih lambat dibandingkan kultivar lainnya. Lokasi maupun ukuran umbi yang dihasilkan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan tanaman kontrol. Kultivar V7 memiliki kemampuan tertinggi dalam menghasilkan rata-rata berat basah dan jumlah umbi yang memiliki diameter rata-rata 1-1.5 cm.