Pengaruh Strategi Nafkah, Manajemen Keuangan, dan Kerentanan Ekonomi terhadap Ketahanan Keluarga Nelayan
View/ Open
Date
2023-11-02Author
Mustika, Ira
Herawati, Tin
Muflikhati, Istiqlaliyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Perubahan iklim berdampak pada ketidakstabilan ekonomi keluarga nelayan
sehingga keluarga nelayan rentan secara ekonomi. Kondisi tersebut membuat
keluarga perlu melakukan strategi nafkah dan manajemen keuangan agar keluarga
dapat keluar dari kerentanan ekonomi dan mampu mencapai ketahanan keluarga.
Tujuan penelitian adalah 1) Mengidentifikasi karakteristik keluarga, modal
keluarga, strategi nafkah, manajemen keuangan, kerentanan ekonom, dan
ketahanan keluarga nelayan. 2) Menganalisis perbedaan karakteristik keluarga,
modal keluarga, strategi nafkah, manajemen keuangan, kerentanan ekonomi, dan
ketahanan keluarga nelayan buruh dan nelayan pemilik. 3) Menganalisis hubungan
antara karakteristik keluarga, modal keluarga, strategi nafkah, manajemen
keuangan, kerentanan ekonomi, dan ketahanan keluarga nelayan. 4) Menganalisis
pengaruh karakteristik keluarga, modal keluarga, kerentanan ekonomi, strategi
nafkah, dan manajemen keuangan terhadap ketahanan keluarga nelayan.
Penelitian ini menggunakan metode survei. Penelitian dilakukan di Desa
Ujung Genteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Populasi
dalam penelitian ini adalah keluarga nelayan yang tinggal di Desa Ujung Genteng.
Pengambilan contoh dilakukan secara non-probability sampling dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria contoh dalam penelitian ini
adalah keluarga nelayan utuh (suami, istri, dan anak). Jumlah contoh dalam
penelitian sebanyak 100 keluarga nelayan terdiri dari 65 keluarga nelayan buruh
dan 35 keluarga nelayan pemilik. Responden dalam penelitian adalah istri nelayan.
Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis SEM. Pengolahan data
menggunakan Microsorf Excel, Statistical Package for Social Science (SPSS), dan
Smart Partial Least Square (Smart PLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata usia istri adalah 35,4 tahun dan
suami 40 tahun. Rata-rata lama pendidikan istri mencapai 6,8 tahun dan suami
mencapai 7 tahun. Sebagian besar istri (89%) merupakan Ibu rumah tangga. Ratarata pengalaman sebagai nelayan adalah 21,6 tahun. Lebih dari tiga per empat
keluarga (76%) termasuk dalam keluarga kecil. Proporsi terbesar keluarga (40%)
memiliki anak sebanyak 2 orang. Rata-rata lama pernikahan mencapai 15 tahun.
Rata-rata pendapatan per kapita keluarga nelayan saat musim ikan sebesar
Rp1.307.935,00 per bulan sedangkan selama musim paceklik rata-rata pendapatan
per kapita keluarga nelayan sebesar Rp659.203,00 per bulan. Pada musim ikan
jumlah keluarga yang termasuk miskin hanya 2 persen dan mengalami peningkatan
saat musim paceklik menjadi 25 persen.
Modal keluarga sebagian besar berada pada kategori rendah. Modal keluarga
tertinggi yang dimiliki keluarga nelayan adalah modal sosial sedangkan modal
terendah keluarga nelayan adalah modal alam. Secara keseluruhan strategi nafkah
keluarga nelayan berada pada kategori rendah. Secara umum manajemen keuangan
keluarga nelayan berada pada kategori rendah. Proses manajemen keuangan dengan
monitoring dan evaluasi paling tinggi dilakukan keluarga nelayan sedangkan proses
pelaksanaan manajemen keuangan memiliki capaian paling rendah. Kerentanan
ekonomi keluarga nelayan sebagian besar berada pada kategori tinggi. Paparan
perubahan iklim sangat tinggi dirasakan keluarga. Selain itu, kapasitas adaptif yang
rendah menyebabkan kerentanan ekonomi semakin tinggi. Secara umum, capaian
ketahanan keluarga nelayan berada pada kategori rendah dan sedang. Ketahanan
fisik-ekonomi merupakan ketahanan paling rendah yang dicapai oleh keluarga
nelayan. Sedangkan ketahanan sosial keluarga nelayan memiliki capaian tertinggi.
Hasil uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan modal
keluarga dan strategi nafkah yang dilakukan keluarga nelayan buruh dengan
nelayan pemilik. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa faktor yang
memengaruhi secara langsung terhadap ketahanan keluarga adalah modal keluarga,
manajemen keuangan dan kerentanan ekonomi. Manajemen keuangan
memengaruhi ketahanan keluarga secara tidak langsung melalui kerentanan
ekonomi.
Temuan dalam penelitian mendorong keluarga nelayan untuk dapat
melakukan manajemen keuangan untuk menurunkan kerentanan ekonomi dan
mencapai ketahanan keluarga yang baik. Cara yang dapat dilakukan keluarga
nelayan dengan mengatur pendapatan dan pengeluaran, serta menabung untuk
persiapan menghadapi musim paceklik dan situasi yang tidak terduga. Bagi
pemerintah/instansi terkait serta perguruan tinggi dapat melakukan upaya
peningkatan ketahanan keluarga dengan melakukan pemberdayaan keluarga untuk
meningkatkan kemampuan manajemen keuangan keluarga. Upaya yang dapat
dilakukan melalui edukasi yang berkelanjutan dengan membangun kesadaran
keluarga nelayan mengenai pentingnya manajemen keuangan dan melakukan
praktik langsung. Bagi LSM dapat diharapkan dapat membantu mencapai
ketahanan keluarga nelayan dengan melakukan pemberdayaan kepada keluarga
nelayan seperti peningkatan keterampilan mengolah hasil tangkap. Selain itu, LSM
dapat membuat suatu lembaga yang menampung jual beli hasil tangkap agar harga
jual di tingkat nelayan tidak rendah sehingga diharapkan ketahanan keluarga
nelayan dapat meningkat. Bagi penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian
dengan melibatkan suami. Lokasi dan jumlah contoh dapat diperluas agar analisis
yang dilakukan lebih beragam dan lebih merepresentasikan kondisi keluarga
nelayan. Penelitian selanjutnya dapat mengkaji faktor lain dalam mencapai
ketahanan keluarga seperti investasi anak dan religiusitas.
Collections
- MT - Human Ecology [2242]